Ramalan cuaca bebani harga gas alam



JAKARTA. Koreksi yang ditelan harga gas alam sepenuhnya datang setelah ramalan cuaca AS menunjukkan suhu normal untuk beberapa waktu ke depan. Hal ini menekan harga jual gas alam karena diprediksi permintaan akan mongering.

Mengutip Bloomberg, Kamis (28/7) pukul 17.30 WIB harga gas alam kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange menukik 0,15% di level US$ 2,65 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.

Laporan MDA Weather Services, cuaca akan lebih dingin dari prediksi sebelumnya di sepanjang East Coast mulai dari 6 – 10 Agustus 2016 mendatang. Perubahan ramalan cuaca ini menimbulkan kontradiksi dari prediksi sebelumnya yang lebih hangat, efeknya gas alam sesaat ditinggalkan akibat ketidakpastian yang terjadi.


Berkurangnya suhu hangat menghapus kekuatan harga gas alam. Tanpa cuaca panas yang ekstrem harapan pasar terjadinya pengurangan pasokan yang ada menjadi pupus. Ditambah lagi selama ini pasar sudah cukup berharap tinggi akan permintaan yang tinggi dari cuaca yang panas, terhapusnya ekspektasi ini tentu berimbas negative pada harga.

“Dalam beberapa hari ke depan wajar harga gas alam koreksi karena hal ini,” ujar Gene McGillian, Senior Analyst dan Broker Tradition Energy seperti dikutip dari Bloomberg.

Rilis data Energy Information Administration juga menambah tekanan pada pergerakan harga. Stok gas alam AS secara total menyentuh level 3,27 triliun kaki kubik atau berada 21% di atas rata-rata cadangan lima tahunan AS.

Memang saat ini pasar sedang menanti rilis data stok mingguan AS terbaru. Diduga stok mingguan naik 26 miliar kaki kubik pekan lalu. “Sedang ada tekanan turun bagi harga gas alam dan katalisnya cukup kompleks,” ujar John Kilduff, Partner at Again Capital LLC di New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto