KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Principal Consultant-Feng Shui Consulting Indonesia Yulius Fang menilai di tahun babi tanah 2019 merupakan tahun yang kurang harmonis, atau dengan kata lain akan ada konflik antara elemen tanah dan air. Sifat positif dari elemen tanah yang stabil, cenderung cari aman, sabar dan tanggung jawab akan berlawanan dengan sifat negatif dari air yang gelisah, khawatir, pesimis, santai, ceroboh, tantangan, takut, nafsu, sensitif dan emosi. Artinya, di tahun babi tanah kondisi ekonomi akan cenderung stabil, lambat dan santai, namun di dalamnya ada sedikit pertumbuhan, dinamisme, disertai adanya resiko, tantangan dan kegelisahan.
Sementara itu, jika dilihat dari prospek ekonomi Indonesia tahun 2019, ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami perlambatan. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di angka 5,0% hingga 5,2%. Indonesia juga akan berada di posisi yang kurang aman, karena imbas dari faktor global dan faktor domestik, yaitu pemilihan presiden 2019. Di tahun babi tanah, potensi defiasi juga diperkirakan bisa muncul di tengah ekonomi yang sedangan mengalami perlambatan, karena masyarakat akan lebih cenderung cari aman dan berhati-hati. Serta yang perlu diperhatikan oleh pemerintah di tahun babi tanah ini ialah, potensi pengangguran yang kemungkinan akan bertambah banyak dari tahun sebelumnya, dan juga permasalahan demo buruh berpotensi akan meningkat. "Disarankan juga pemerintah akan lebih menggalakkan ekspor, memberikan lebih banyak insentif, meningkatkan ekonomi kreatif dan UKM," ujar Yulius, Senin (26/11). Sedangkan dari sisi prospek bisnis tahun 2019. Elemen yang bagus untuk semester pertama ialah kayu dan api. Dan elemen yang kurang bagus ialah dari elemen air. Maka dari itu, perlu adanya pengawasan ekstra dan hati-hati dalam sektor usaha pariwisata, transportasi, shipping, komunikasi, media massa, dan sektor lain yang berkaitan dengan elemen air.
"Solusinya untuk tahun babi tanah, karena di tahun ini elemen yang bagus ialah elemen kayu. Filosofi dari elemen kayu itu sendiri merupakan sebagai solusi untuk memecah kebuntuan, atau pelambatan ekonomi," ujarnya kembali. Yulius menambahkan, filosofi dari kayu ialah bahwa pohon akan selalu tumbuh ke atas, tidak peduli tantangannya akan seperti apa, pohon akan terus tumbuh, daun-daunnya dan akarnya akan mengeluarkan jaringan dan sel-sel baru. Maka hal itu jika dikaitkan dengan bisnis, bisnis tersebut akan tetap bisa eksis dan survive di tengah kondisi ekonomi yang seperti sekarang ini. Asal tahu, sektor ekonomi yang berkaitan dengan elemen kayu ialah dari sektor, tekstil, fashion, kesehatan, percetakan, buku, penerbitan, kertas, perhutanan, perkebunan, furniture. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto