Ramalan Fitch untuk industri asuransi tahun depan



SINGAPURA. Dalam laporan terbarunya, Fitch Ratings memprediksi outlook rating 2013 untuk asuransi sektor jiwa dan umum tahun depan adalah Stabil. Pasar domestik yang semakin berkembang, pertumbuhan premi yang berkelanjutan dan persyaratan regulasi yang menguat menjadi alasan utama bagi Fitch.

Dengan jumlah penduduk yang besar, rupanya penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah yakni hanya sebesar 1,7%. Rasio tersebut jauh di bawah pencapaian negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sudah di atas 4%. Perbandingan tersebut juga kalah telak jika mengacu pada negara-negara berkembang seperti Amerika yang sudah mencapai 8,1% dan Inggris 11,8%.

Dalam pandangan Fitch, meningkatnya persyaratan regulasi, termasuk persyaratan modal minimum ke Rp 70 miliar tahun 2012 dan Rp 100 miliar pada tahun 2014, akan mendorong konsolidasi pasar yang lebih ketat.


Jumlah perusahaan asuransi akan menyusut karena sebagian asuransi yang lebih kecil dan lemah akan bergabung dengan perusahaan lain untuk memenuhi persyaratan modal baru atau terpaksa keluar dari pasar. Dalam jangka panjang, hal ini diperkirakan akan membantu mengembangkan kesadaran risiko yang lebih besar dan meningkatkan kemampuan perusahaan asuransi untuk mengelola sumber permodalan.

Secara negatif, prospek pertumbuhan industri asuransi di Indonesia dihambat oleh tingkat transparansi kelembagaan, pengungkapan kepada publik, dan manajemen risiko yang terbatas. Fitch, bagaimanapun, yakin bahwa lingkungan operasional industri dapat diperbaiki secara bertahap dengan menguatnya persyaratan regulasi dan meningkatnya minat investor asing.

Outlook Stabil tersebut dibatasi oleh kenaikan kerugian asuransi secara signifikan yang tak terduga dari bencana alam di Indonesia.

Perlambatan ekonom juga bisa menahan pertumbuhan pasar asuransi Indonesia. Potensi kerugian material dalam investasi akibat eskalasi krisis euro, juga dapat menyebabkan outlook direvisi menjadi negatif.

Premi sektor asuransi di Indonesia tumbuh 15,5% year on year mencapai Rp 68,9 triliun pada semester pertama 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: