NEW YORK. Harga minyak mentah dunia masih meluncur untuk pekan kelima, dan menuju penurunan terburuk 6 bulan dalam 20 tahun terakhir. Namun, belum terlihat tanda-tanda titik bawah terkuat bagi harga minyak untuk memantul kembali. Harga minyak saat ini telah terporosok di kisaran US$ 42 per barel. Sekadar mengingatkan, komoditas yang pernah menyandang gelar emas hitam ini pernah menyentuh harga US$ 108 per barel pada Juni 2104 dan membentur US$ 27 pada awal 2016. Dennis Gartman, editor dan pendiri Gartman Letter melihat, penderitaan harga minyak mentah masih akan terus berlanjt. Gartman yang dikenal Wall Street sebagai Raja Komoditas ini juga mengatakan, OPEC telah kalah dalam perang mempertahankan harga minyak, terutama setelah Raja Salman mengganti Putra Mahkota menjadi Mohammad bin Salman, seorang pangeran yang pro diversifikasi ekonomi selain minyak.
Ramalan raja komoditas Wall Street tentang minyak
NEW YORK. Harga minyak mentah dunia masih meluncur untuk pekan kelima, dan menuju penurunan terburuk 6 bulan dalam 20 tahun terakhir. Namun, belum terlihat tanda-tanda titik bawah terkuat bagi harga minyak untuk memantul kembali. Harga minyak saat ini telah terporosok di kisaran US$ 42 per barel. Sekadar mengingatkan, komoditas yang pernah menyandang gelar emas hitam ini pernah menyentuh harga US$ 108 per barel pada Juni 2104 dan membentur US$ 27 pada awal 2016. Dennis Gartman, editor dan pendiri Gartman Letter melihat, penderitaan harga minyak mentah masih akan terus berlanjt. Gartman yang dikenal Wall Street sebagai Raja Komoditas ini juga mengatakan, OPEC telah kalah dalam perang mempertahankan harga minyak, terutama setelah Raja Salman mengganti Putra Mahkota menjadi Mohammad bin Salman, seorang pangeran yang pro diversifikasi ekonomi selain minyak.