JAKARTA. PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) mendapatkan kontak pertama penyewaan kapal floating, storage and offloading (FSO) untuk batubara. "Nilai kontraknya US$ 320 juta untuk 20 tahun," kata Kevin Wong, Direktur Keuangan BULL, Selasa (31/5). Kevin hanya menyebut, BULL telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan satu perusahaan batubara di Sumatra, tanpa menyebut identitas yang jelas.Untuk memenuhi kontrak floating offshore terminal batubara tersebut, BULL berniat mengonversikan kapal tanker minyak jadi FSO berkapasitas empat juta ton batubara per tahun. Proses konversi berlangsung dua bulan.Kini, BULL juga dalam tahap negosiasi akhir untuk mendapatkan tiga kontrak angkutan. "Dalam satu dua bulan ini, kami bisa mendapat satu," ujar Kevin optimistis. BULL mengikuti tender pengangkutan yang digelar Conoco Philip, Bukit Tua, serta tender liquefied natural gas (LNG) milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Saat ini, komposisi kontrak terbesar BULL dari Pertamina (45%), diikuti Blok Kangean (3%) dan Shell (5%).BULL menghitung, arus kas dan laba bersih bisa naik hingga 3,5 kali di akhir tahun ini, ditopang pertumbuhan kontrak dan beroperasinya FPSO Brotojoyo di 2011. Di kuartal I-2011, BULL meraih pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp 257,17 miliar dan Rp 85,17 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rambah batubara, BULL kantongi kontrak US$ 320 juta
JAKARTA. PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) mendapatkan kontak pertama penyewaan kapal floating, storage and offloading (FSO) untuk batubara. "Nilai kontraknya US$ 320 juta untuk 20 tahun," kata Kevin Wong, Direktur Keuangan BULL, Selasa (31/5). Kevin hanya menyebut, BULL telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan satu perusahaan batubara di Sumatra, tanpa menyebut identitas yang jelas.Untuk memenuhi kontrak floating offshore terminal batubara tersebut, BULL berniat mengonversikan kapal tanker minyak jadi FSO berkapasitas empat juta ton batubara per tahun. Proses konversi berlangsung dua bulan.Kini, BULL juga dalam tahap negosiasi akhir untuk mendapatkan tiga kontrak angkutan. "Dalam satu dua bulan ini, kami bisa mendapat satu," ujar Kevin optimistis. BULL mengikuti tender pengangkutan yang digelar Conoco Philip, Bukit Tua, serta tender liquefied natural gas (LNG) milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Saat ini, komposisi kontrak terbesar BULL dari Pertamina (45%), diikuti Blok Kangean (3%) dan Shell (5%).BULL menghitung, arus kas dan laba bersih bisa naik hingga 3,5 kali di akhir tahun ini, ditopang pertumbuhan kontrak dan beroperasinya FPSO Brotojoyo di 2011. Di kuartal I-2011, BULL meraih pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp 257,17 miliar dan Rp 85,17 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News