Rampungkan pabrik, KRAS tarik pinjaman US$ 90 juta



JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan menarik pinjaman sebesar US$ 90 juta di tahun ini. Pinjaman itu akan digunakan untuk merampungkan pabrik baja terpadu PT Krakatau Posco di Cilegon.Pinjaman itu merupakan bagian dari pinjaman sindikasi dengan skema jaminan Agen Kredit Ekspor (ECA) senilai US$ 200 juta. Pinjaman yang didapat pada 11 November 2013 itu dibagi menjadi dua fasilitas utama, yakni pinjaman langsung senilai US$ 110 juta oleh The Export Import Bank of Korea dan pinjaman dengan jaminan ECA yang diberikan melalui Australia and New Zealand Banking Group Limited, Standard Chartered Bank Korea Limited dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim menuturkan, sebenarnya, untuk menggarap pabrik itu, KRAS sudah mendapat pinjaman sindikasi pada tahun 2012 sebesar US$ 1,72 miliar yang difasilitasi oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation.Namun, pada pelaksanaan proyek, anggaran biaya investasi tidak mencukupi sehingga Krakatau Posco kembali mengajukan tambahan pinjaman senilai US$ 200 juta tersebut. Pinjaman tahap satu senilai US$ 110 juta sudah ditarik pada akhir tahun lalu. Dan sisanya akan ditarik pada bulan Maret ini.Nah, untuk bisa menarik pinjaman itu, KRAS harus memberikan jaminan berupa corporate guarantee sebesar 30% dari total kewajiban Krakatau Posco. “Dengan kepemilikan 30% maka jaminan perusahaan tambahan yang wajib diberikan kepada Krakatau Posco adalah US$ 27 juta,” ujarnya, Selasa (4/3). Berdasarkan nilai ekuitas KRAS per akhir tahun lalu, jaminan yang diberikan untuk menjamin utang Krakatau Posco itu mencapai 55% dari total ekuitas atau mencapai US$ 578,7 juta. Makanya, perseroan harus memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terlebih dahulu. Sekedar mengingatkan, pabrik baja terpadu itu menelan dana awal sebesar US$ 2,66 miliar. Sebesar US$ 931 juta berasal dari pinjaman dalam negeri dan sisanya dari pinjaman luar negeri. Namun, kenaikan biaya engineering, procurement, konstruksi dan lahan melambungkan nilai investasi pabrik ini menjadi US$ 2,98 miliar. Harapannya, pabrik tersebut bisa mulai beroperasi di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie