Rangka baja ringan, tapi labanya berat



Rangka atap baja ringan kini semakin disukai. Selain lebih ringan, rangka atap baja ringan juga lebih tahan rayap ketimbang rangka dari kayu. Tak heran, kalau permintaan rangka atap baja ringan juga semakin meningkat. Menurut Joni Lau, pemilik Eka Karya Graha (EKG) yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 2004, rangka atap baja ringan merupakan material pengganti kayu yang sangat efisien dan kuat terhadap cuaca. Kelebihan lain, produk ini bisa didaur ulang, harganya juga terjangkau, tahan rayap, anti karat, serta bobot yang enteng.Joni mengklaim, saat ini EKG termasuk market leader untuk bisnis rangka atap baja ringan di Jawa Barat. Hal ini karena EKG selalu menjaga kualitas produk. Selain itu, mereka juga mengutamakan faktor keamanan dalam membuat konstruksi rangka atap.Agar bisnisnya makin berkibar, sejak Desember 2011 lalu, Joni mewaralabakan usahanya itu. Tak percuma, karena banyak mitra bisnisnya yang berminat menjadi mitra. Saat ini, EKG telah memiliki lima mitra di Cirebon, Bekasi, Tangerang, Cianjur, dan Malang. Sementara yang sedang dalam tahap persiapan pembukaan ada delapan calon mitra. Yakni di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Bogor, Manado, Tangerang Selatan, Semarang, dan Kediri. "Kalau di Lampung, Surabaya, Balikpapan, dan Jakarta Timur, masih dalam tahap negosiasi. Tahun ini kami targetkan ada 16 mitra yang bergabung,” katanya. Menurut Joni, bisnis EKG bukan sebatas menjual produk rangka atap baja ringan saja. Tetapi juga pemasangan dan aneka kebutuhan lain untuk atap. EKG menjual baja ringan seharga Rp 90.000-Rp 125.000 per meter persegi.Ia juga menyediakan genting metal dengan harga Rp 60.000-Rp 110.000 per meter persegi, aluminium foil dibanderol seharga Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per meter persegi. Lalu spandeck mulai Rp 60.000 hingga Rp 130.000 per meter persegi, dan floordeck Rp 125.000 per meter segi.Nah, kalau berminat menjadi mitra, Joni menyediakan paket investasi senilai Rp 180 juta. Paket investasi tersebut sudah termasuk franchise fee. Selain itu si mitra juga akan memperoleh peralatan perlengkapan toko, dan mendapat bahan baku untuk proyek sekitar 600-800 meter persegi pada bulan pertama. Bukan cuma itu. Mitra juga akan mendapatkan satu line telepon dan koneksi internet, pemasaran ke toko material, promotion set, perlengkapan administrasi, buku panduan. Joni memperkirakan, mitra bisa mendapatkan omzet Rp 100 juta per bulan pada dua bulan pertama. Pada bulan ketiga dan seterusnya omzet bisa naik menjadi Rp 300 juta sampai Rp 500 juta per bulan. Ini dengan asumsi mereka mendapatkan minimal 20 proyek per bulan. Adapun laba bersihnya sekitar 10%-20%. "Pada bulan kelima, profit mungkin sudah bisa sekitar Rp 42,5 juta dengan asumsi proyek bertambah," ujarnya.Joni bilang, harga produk komponen rangka atap baja ringan EKG terbilang murah. Sebab, EKG membuat produk sendiri. "Kami juga menguasai distribusi sehingga harga bisa ditekan," katanya.Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting mengatakan, prospek bisnis rangka atap baja ringan ini memang masih bagus. Soalnya, kebutuhan akan baja ringan masih tinggi, khususnya di kota-kota besar. "Harga atap baja ringan juga lebih murah dari kayu," ujarnya. Dia menyarankan, bisnis ini mesti satu paket. Jadi bukan menjual produknya saja tetapi juga pemasangan. Eka Karya Graha Jl. Pajajaran No .122C, Bandung, Jawa Barat Telp. 022-700175517

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi