KONTAN.CO.ID - Politik Korea Selatan bergejolak dalam semalam. Hanya dalam hitungan jam, situasi dengan cepat berubah meski masih cukup mencekam. Kekacauan politik Korea Selatan pada hari Selasa (3/12) malam hingga Rabu dini hari dimulai ketika Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan status darurat militer. Tak lama setelahnya, penolakan muncul tidak hanya dari kubu oposisi, tetapi juga dari kubu partai yang mengusung Yoon.
Berikut adalah rangkuman mengenai apa yang terjadi di Korea Selatan dalam semalam.
Baca Juga: Bursa Asia Mayoritas Melemah di Pagi Ini (4/12), Pasar Terseret Kisruh Politik Korsel Pengumuman Darurat Militer
Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa malam. Ini merupakan darurat militer pertama di Korea Selatan sejak 1979. Presiden Yoon memerintahkan penutupan total Majelis Nasional. Yoon beralasan, ada upaya penggulingan kekuasaan yang digerakkan oleh pihak oposisi pro-komunis dan dekat dengan Korea Utara. "Saya akan melawan kekuatan anti-negara dan mencoba menormalisasi situasi secepat mungkin. Langkah-langkah ini tidak dapat dihindari demi mempertahankan Republik Korea yang merdeka," kata Yoon dalam pidatonya yang disiarkan di televisi secara darurat, dikutip
Naver News.
Baca Juga: Korea Selatan Berikan Likuiditas Tanpa Batas ke Pasar Keuangan Usai Kekacauan Politik Penyangkalan Kubu Oposisi
Tak lama setelah pengumuman darurat militer, Ketua Partai Demokrat, Lee Jaemyung, langsung meminta masyarakat Korea Selatan untuk turun ke jalan. Pemimpin oposisi ini merasa keputusan Presiden Yoon diambil tanpa alasan yang jelas. Dirinya menentang militer menguasai Korea Selatan. "Presiden Yoon Suk Yeol memberlakukan Darurat Militer tanpa alasan yang jelas. Kita semua tidak bisa membiarkan militer menguasai negara. Datang ke gedung DPR. Meski sudah malam, kalian, masyarakat, harus menjaga negara ini," kata Lee, dikutip
KBS. Lee bahkan melakukan live streaming di platform Youtube untuk menunjukkan aksinya berjalan dan memanjat pagar gedung DPR yang ditutup.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Sempat Deklarasi Darurat Militer, Apa Itu Darurat Militer? Presiden Yoon Tak Sejalan dengan Partai Pengusung
Tidak hanya dari kubu oposisi, kecaman juga datang dari partai pengusung, People Power Party. Ketua partai in, Han Dong Hoon, menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui tentang rencana darurat militer yang diberlakukan oleh Presiden Yoon. Dirinya pun menegaskan bahwa People Power Party akan ada di pihak rakyat. "People Power Party dan rakyat akan mempertahankan demokrasi. Kami akan melindungi konstitusi. Yang dilakukan Yoon Suk Yeol adalah tindakan yang ilegal di mata konstitusi," kata Han dalam pernyataan resminya, dikutip
Sedaily.
Baca Juga: Bank of Korea Gelar Rapat Luar Biasa di Pagi Ini, Bursa Saham Korea Dibuka Normal Tonton: Presiden Korea Selatan Tetapkan Darurat Militer, Meskipu Dianulir Cepat oleh Parlemen Sidang Luar Biasa Legislatif
Lebih dari 192 anggota legislatif pusat Korea Selatan, KUORUM, mendatangi gedung DPR pada Rabu dini hari untuk menggelar sidang luar biasa. Agendanya adalah untuk membatalkan darurat militer yang diberlakukan presiden. Anggota dari partai pengusung dan oposisi kompak membarikade gedung DPR agar militer tidak melakukan intervensi. Masyarakat pun turun ke jalan dan mengadang kendaraan militer yang bergerak ke gedung DPR. Sidang akhirnya dapat berjalan dipimpin oleh Ketua DPR, Woo Won Shik. "Saya meminta militer untuk tetap di tempat, jangan menyerang. Kalian harus ikut menentang darurat militer. Hal ini tidak dibenarkan. Saya akan menggagalkannya, meski harus mengorbankan diri saya sendiri," kata Woo selama membuka sidang, dikutip
NSP News Agency. Darurat militer berhasil dibatalkan dengan suara mutlak 192-0. Personel tentara mulai meninggalkan gedung DPR tak lama setelah keputusan diambil.
Baca Juga: Parlemen Korea Selatan Batalkan Darurat Militer yang di Keluarkan Presiden Presiden Akhirnya Membatalkan Keputusan
Meski suara DPR sudah bulat, namun Menteri Pertahanan mengatakan bahwa darurat militer masih akan berlaku sampai presiden mencabut titahnya.
Pada pukul 4:30 KST, atau 2:30 WIB, Presiden Yoon akhirnya mencabut status darurat militer melalui rapat kabinetnya. Pada Rabu pagi, Presiden Yoon resmi membatalkan seluruh aktivitasnya yang telah diagendakan untuk hari ini.