Rencana penutupan 'sementara' Pulau Komodo memantik pro dan kontra. Keinginan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo dari kunjungan wisatawan selama satu tahun agar populasi komodo dan rusa di taman nasional ini bertambah mendapat protes. Warga NTT mengaku tak ingin kehilangan mata pencarian dari kunjungan wisatawan di pulau yang menjadi habitat hidup komodo itu. Pebisnis hotel di Kabupaten Manggarai Barat, NTT juga urun protes. Jika penutupan dilakukan, pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan hotel dan resor di Labuan Bajo itu secara besar-besaran tak terhindarkan. Tak ketinggalan, Pemerintah Kabupaten (Pemkap) Manggarai Barat, NTT ikut bersuara. Mereka mengaku akan kehilangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 20 miliar jika Taman Nasional Komodo ditutup. Dampaknya, pemerintah pusat juga akan kehilangan penerimaan negara bukan pajak dari komodo yang nilainya juga tak sedikit.
Rantai hidup komodo
Rencana penutupan 'sementara' Pulau Komodo memantik pro dan kontra. Keinginan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo dari kunjungan wisatawan selama satu tahun agar populasi komodo dan rusa di taman nasional ini bertambah mendapat protes. Warga NTT mengaku tak ingin kehilangan mata pencarian dari kunjungan wisatawan di pulau yang menjadi habitat hidup komodo itu. Pebisnis hotel di Kabupaten Manggarai Barat, NTT juga urun protes. Jika penutupan dilakukan, pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan hotel dan resor di Labuan Bajo itu secara besar-besaran tak terhindarkan. Tak ketinggalan, Pemerintah Kabupaten (Pemkap) Manggarai Barat, NTT ikut bersuara. Mereka mengaku akan kehilangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 20 miliar jika Taman Nasional Komodo ditutup. Dampaknya, pemerintah pusat juga akan kehilangan penerimaan negara bukan pajak dari komodo yang nilainya juga tak sedikit.