Rapat Majelis Syuro PKS soal capres berjalan alot



JAKARTA. Hingga malam menjelang, pertemuan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum kunjung memutuskan siapa calon presiden yang akan diusung dalam Pemilu 2014.

Presiden PKS, Anis Matta mengatakan, keputusan belum bisa diambil karena rapat membahas dua agenda sekaligus. Calon presiden dan koalisi partai.

"Jadi tema besar ada dua. Satu capres, satu lagi masalah koalisi. Karena itu ini membuatnya agak alot, karena kita tidak membahas capres terpisah dengan koalisi. Tapi ini dibahas dalam satu paket," ujar Anis saat memberikan keterangan pers di DPP PKS, Jakarta, Sabtu (1/2).


Anis mengatakan, hampir semua peserta mengemukakan pendapatnya, karena memang suasananya sangat dinamis dan sangat strategis bagi PKS. "Ini membuat jadwal yang semestinya selesai dzuhur molor mungkin bisa sampai besok. Tapi kita berharap mudah-mudahan bisa selesai malam ini," lanjut Anis.

Menurut Anis, dalam rapat tersebut mengerucut kepada dua pilihan. Yakni apakah memilih satu calon, tiga, atau lima hasil Pemilihan Raya (Pemira) PKS. "Memang preverensi memang agak imbang. Yang satu, harus supaya gampang sosialisasinya. Yang bilang tiga, karena kita perlu melihat peta politik sampai legislatif selesai. Yang bilang lima juga seperti itu," ujarnya.

Anis menekankan untuk bisa mencalonkan calon presiden sendiri, PKS harus mendapatkan ranking tiga Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pileg).

Sekedar informasi, dalam Pemilihan Raya (Pemira) yang dilaksanakan PKS akhir tahun lalu, Ahmad Heryawan mendapatkan dukungan suara terbanyak nomor tiga. Nomor pertama dan kedua ditempati Hidayat Nur Wahid dan Anis Matta.

Berikut hasil Pemira nasional  PKS,  Hidayat Nur Wahid memperoleh 50.567 suara atau 18,34%, Anis Matta dengan 48.152 suara atau 17,46 %, Ahmad Heryawan dengan perolehan 46.014 suara atau 16,69%, Tifatul Sembiring di posisi keempat dengan perolehan 31.742 suara atau 11,50% dan diperingkat kelima yaitu Nur Mahmudi Ismail 20.249 suara atau 7,41%. (Eri Komar Sinaga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri