JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tampaknya harus bekerja lebih keras dalam menyelesaikan pembahasan perubahan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2009 yang diajukan pemerintah di dalam rapat kerja Panitia Anggaran (Panggar) Senin (13/10) kemarin. Pasalnya, dalam rapat tersebut, antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan DPR tadi malam baru menyepakati dua asumsi makro perubahan RAPBN 2009. Wakil Ketua Panggar Harry Azhar Azis mengatakan, panitia kerja RAPBN 2009 baru menyepakati asumsi makro mengenai inflasi dan tingkat suku bunga BI (SBI 3 bulan). "Untuk inflasi, besarannya disepakati seperti kesepakatan Panja tanggal 24 September 2008 lalu yakni 6,2%. BI setuju atas besaran ini dan usulan baru pemerintah sebesar 7% ditolak," ucap Harry kepada KONTAN, Selasa (14/10). Harry menjelaskan, kesepakatan asumsi inflasi 6,2% ditujukan agar sektor riil dapat lebih digerakkan saat ini. Besaran asumsi inflasi ini juga dipercaya untuk menunjukkan kalau pemerintah tidak menyerah dalam menghadapi krisis. Adapun asumsi makro kedua yang disepakati panitia kerja Panggar tadi malam adalah mengenai besaran asumsi SBI 3 bulan yang diketok 7,5%. Perlu diketahui, besaran kesepakatan ini jauh lebih kecil dibanding kesepakatan Panggar tanggal 24 September lalu yang mencapai 8%. Sekadar informasi, usul pemerintah dalam RAPBN 2009 dan perubahan RAPBN 2009 sendiri sebesar 8,5%. "Kesepakatan SBI tiga bulan 8% itu juga terkait tren penurunan suku bunga yang dilakukan beberapa negara," sambung Harry.Harry menjelaskan, untuk asumsi nilai tukar rupiah atas dollar yang diusulkan Rp 9.500 per 1 US$ belum disepakati. Pasalnya, ada fraksi di DPR yang mengusulkan nilai tukar diketok Rp 9.700 per 1 US$. Sementara itu mengenai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang diusulkan US$ 85 per barel atawa lebih kecil dibanding kesepakatan awal Panggar sebesar US$ 95 per barel diperkirakan bakal diketok di angka US$ 80 per barel. Soal asumsi pertumbuhan ekonomi yang diusulkan 5,5% hingga 6%, Harry mengatakan, rapat Panggar pada Senin malam (13/10) belum membahas hal itu. Sedianya, pembahasan asumsi perubahan RAPBN 2009 akan dilanjutkan siang ini antara pemerintah, BI, dan DPR.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
RAPBN 2009, Pemerintah dan DPR Baru Sepakati Dua Asumsi Makro
JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tampaknya harus bekerja lebih keras dalam menyelesaikan pembahasan perubahan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2009 yang diajukan pemerintah di dalam rapat kerja Panitia Anggaran (Panggar) Senin (13/10) kemarin. Pasalnya, dalam rapat tersebut, antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan DPR tadi malam baru menyepakati dua asumsi makro perubahan RAPBN 2009. Wakil Ketua Panggar Harry Azhar Azis mengatakan, panitia kerja RAPBN 2009 baru menyepakati asumsi makro mengenai inflasi dan tingkat suku bunga BI (SBI 3 bulan). "Untuk inflasi, besarannya disepakati seperti kesepakatan Panja tanggal 24 September 2008 lalu yakni 6,2%. BI setuju atas besaran ini dan usulan baru pemerintah sebesar 7% ditolak," ucap Harry kepada KONTAN, Selasa (14/10). Harry menjelaskan, kesepakatan asumsi inflasi 6,2% ditujukan agar sektor riil dapat lebih digerakkan saat ini. Besaran asumsi inflasi ini juga dipercaya untuk menunjukkan kalau pemerintah tidak menyerah dalam menghadapi krisis. Adapun asumsi makro kedua yang disepakati panitia kerja Panggar tadi malam adalah mengenai besaran asumsi SBI 3 bulan yang diketok 7,5%. Perlu diketahui, besaran kesepakatan ini jauh lebih kecil dibanding kesepakatan Panggar tanggal 24 September lalu yang mencapai 8%. Sekadar informasi, usul pemerintah dalam RAPBN 2009 dan perubahan RAPBN 2009 sendiri sebesar 8,5%. "Kesepakatan SBI tiga bulan 8% itu juga terkait tren penurunan suku bunga yang dilakukan beberapa negara," sambung Harry.Harry menjelaskan, untuk asumsi nilai tukar rupiah atas dollar yang diusulkan Rp 9.500 per 1 US$ belum disepakati. Pasalnya, ada fraksi di DPR yang mengusulkan nilai tukar diketok Rp 9.700 per 1 US$. Sementara itu mengenai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang diusulkan US$ 85 per barel atawa lebih kecil dibanding kesepakatan awal Panggar sebesar US$ 95 per barel diperkirakan bakal diketok di angka US$ 80 per barel. Soal asumsi pertumbuhan ekonomi yang diusulkan 5,5% hingga 6%, Harry mengatakan, rapat Panggar pada Senin malam (13/10) belum membahas hal itu. Sedianya, pembahasan asumsi perubahan RAPBN 2009 akan dilanjutkan siang ini antara pemerintah, BI, dan DPR.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News