Rapor biru dari emiten plat merah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usaha BUMN sudah merilis kinerja keuangan paruh pertama tahun ini. Mayoritas emiten pelat merah masih mencetak kenaikan laba bersih.

Biasanya performa keuangan yang membaik akan turut mendongkrak nilai dividen yang dibagikan ke pemegang saham. Dari data yang dikumpulkan KONTAN, emiten BUMN konstruksi dan pertambangan sukses mendulang pertumbuhan laba bersih lumayan tinggi.

Misalnya saja, laba bersih PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik sekitar 133% year on year (yoy). Lalu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 49,5% yoy dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 39,50% yoy. 


Memang, ada beberapa emiten BUMN yang mengalami penurunan kinerja. Misalnya, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yang labanya amblas 69,88% yoy dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang masih merugi US$ 114 juta.

Sekretaris Perusahaan WSKT Shastia Hardiati mengatakan, peningkatan laba perusahaan disebabkan kinerja operasional dan peningkatan kinerja anak usaha. "Kalau soal kinerja, kami optimistis," ujar Shastia kepada Kontan.co.id, Kamis (9/8).

Tetap selektif

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, seiring pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini, sektor pertambangan batubara memang banyak diuntungkan. Edwin juga menyebut kinerja emiten sektor konstruksi didukung proyek yang mencapai target.

Edwin menambahkan, investor harus tetap selektif jika ingin masuk ke saham emiten pelat merah. Ia menyebut, ada beberapa sektor saham yang cukup prospektif hingga akhir tahun ini. Misalnya sektor perbankan, infrastruktur dan konstruksi.

Sejalan dengan itu, emiten-emiten di sektor tersebut berpotensi membagikan dividen di atas rata-rata. Dari sektor perbankan, Edwin merekomendasikan BMRI, BBTN, BBRI, BBTN, BBNI. Sedangkan dari sektor infrastruktur, ia memilih JSMR. Lalu, dari sektor konstruksi ia meramal kalau ADHI, WIKA dan PTPP akan membagikan dividen di atas rata-rata.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, selama laba emiten tumbuh tinggi, maka potensi besaran dividen yang akan dibagikan juga besar. Di sisi lain, ada beberapa sentimen yang bisa menghambat prospek emiten BUMN, misalnya pelemahan rupiah dan kenaikan harga komoditas energi yang tak mendukung bisnis semen dan penerbangan.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi justru tak merekomendasikan sektor konstruksi lantaran pemerintah berencana mengorbankan sektor ini untuk menyelamatkan devisa. Sehingga, Rovandi lebih merekomendasikan saham PTBA, ADRO, BMRI dan BBRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati