JAKARTA. Penurunan kinerja membayangi rapor industri perbankan tanah air. Rapor kinerja beberapa bank bahkan harus terbakar. Contoh saja Bank Mega. Selama semester I kemarin, laba Bank Mega menyusut 73% menjadi Rp 245 miliar dibandingkan periode yang sama setahun lalu yang sebanyak Rp 909 miliar. Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan penurunan laba lantaran lesunya penyaluran kredit. "Aturan pengetatan loan to value (LTV) kredit kendaraan bermotor berpengaruh besar pada kinerja kredit kami," kata Kostaman kepada KONTAN, Rabu (14/8).Di akhir Juni kemarin, bank milik taipan Chairul Tanjung ini mencatat penurunan kredit sebesar 16%, menjadi Rp 25,47 triliun dari sebelumnya Rp 30,99 triliun. Kostaman menambahkan, demi menggenjot kinerja di semester II, pihaknya akan melakukan diversifikasi kredit pada segmen lain, seperti kredit komersial, usaha kecil dan menengah (UKM) dan korporasi. Sialnya lagi, penurunan kredit itu dibarengi kenaikan kredit bermasalah atau non0performing loan (NPL) menjadi 2,07% dari sebelumnya 1,2%. "Kami akan memperbaiki perlahan-lahan kinerja pada semester dua. Tapi, pemulihan kinerja baru bisa terjadi pada tahun 2014," terang Kostaman.
Rapor kinerja Bank Mega dan Bank Ekonomi memerah
JAKARTA. Penurunan kinerja membayangi rapor industri perbankan tanah air. Rapor kinerja beberapa bank bahkan harus terbakar. Contoh saja Bank Mega. Selama semester I kemarin, laba Bank Mega menyusut 73% menjadi Rp 245 miliar dibandingkan periode yang sama setahun lalu yang sebanyak Rp 909 miliar. Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan penurunan laba lantaran lesunya penyaluran kredit. "Aturan pengetatan loan to value (LTV) kredit kendaraan bermotor berpengaruh besar pada kinerja kredit kami," kata Kostaman kepada KONTAN, Rabu (14/8).Di akhir Juni kemarin, bank milik taipan Chairul Tanjung ini mencatat penurunan kredit sebesar 16%, menjadi Rp 25,47 triliun dari sebelumnya Rp 30,99 triliun. Kostaman menambahkan, demi menggenjot kinerja di semester II, pihaknya akan melakukan diversifikasi kredit pada segmen lain, seperti kredit komersial, usaha kecil dan menengah (UKM) dan korporasi. Sialnya lagi, penurunan kredit itu dibarengi kenaikan kredit bermasalah atau non0performing loan (NPL) menjadi 2,07% dari sebelumnya 1,2%. "Kami akan memperbaiki perlahan-lahan kinerja pada semester dua. Tapi, pemulihan kinerja baru bisa terjadi pada tahun 2014," terang Kostaman.