Rapor kinerja Dyandra diprediksi positif di 2017



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak strategi yang akan dilakukan sebuah perusahaan demi mencapai target laba yang diinginkan. Seperti PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) diproyeksikan sampai dengan akhir tahun nanti mencatatkan laba Rp 2,58 miliar.

Jumlah tersebut cukup baik, di mana pada tahun lalu perusahaan masih mencatatkan rugi sebesar Rp 59,57 miliar. Dikutip dari keterbukaan informasi, perusahaan diproyeksikan akan mencapai penjualan Rp 892,27 miliar.

Jumlah tersebut turun tipis dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat Rp 899,02 miliar. Sedangkan pada 2018 jumlahnya diproyeksikan meningkat mencapai Rp 1,08 triliun. Perusahaan pada tahun ini memang menerapkan strategi efisiensi dan pengendalian biaya, penataan portofolio pameran, mengembangkan bisnis baru berupa digital multimedia, mencari klien baru dan mengembangkan bisnis outside catering di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang dimulai tahun ini. "Melepas aset perseroan baik berupa tanah ataupun hotel yang memiliki kinerja yang kurang baik, dana akan dialokasikan untuk mengurangi utang bank," ujar manajemen dalam keterbukaan informasi, Kamis (30/11). Namun sayang, Daswar Marpaung, Direktur Dyandra tidak menjelaskan lebih lanjut hotel yang dijual dan rencana target laba tahun depan. Hanya saja, tahun depan, bisnis DYAN diprediksi akan meningkat pada tahun depan dengan proyeksi laba bersih mencapai Rp 43 miliar. Perusahaan baru saja menjual kantor di The City Tower lantai 7 senilai Rp 74,71 miliar kepada PT Lotus Andalan Sekuritas. Dengan cara menjual kantor dan melepas aset hotel, Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai tindakan Dyandra memang perlu dilakukan. "Dalam rangka restrukturisasi utang, maka pelepasan aset milik DYAN perlu diterapkan agar terciptanya efisiensi bisnis ke depannya," ucap Nafan kepada KONTAN, Senin (4/12). Di samping itu, meski bisnis hotel sedang menjanjikan dan marak dilakukan para pengusaha di tanah air, Nafan bilang bahwa tindakan Dyandra untuk melepas unit hotel adalah cara efisiensi dalam meningkatkan laba perusahaan. "Mungkin karena tingkat efisiensi pengelolaannya belum optimal, maka wajar saja jika aset hotel tersebut dilepas," tambahnya. Nafan pun menyarankan untuk lebih menghasilkan efisiensi bisnis dan mendongkrak laba tahun depan, Dyandra fokus pada penyelenggaraan exhibition. Jika melihat sponsorship adalah perusahaan besar seperti Gaikindo, Garuda Indonesia, Kompas, maka emiten berkode saham DYAN akan mendapatkan laba bersih. Senada dengan Nafan, Head of Research Oso Sekuritas, Rizka Afrian menyebut penjualan kantor dan hotel adalah usaha Dyandra mendapatkan cash flow dan pengendalian biaya unit bisnis. "Lagipula kalaupun menjual hotel dengan tingkat okupansi rata-rata 40%-50% cukup tinggi beban hotel berkembang," imbuh Rizka. Rizka menambahkan potensi untuk mencapai target pendapatan sebesar Rp 1,7 miliar sangatlah bagus apabila fokus membesarkan bisnis eo dan supporting event. "Bisnis digital media dengan adanya e-commerce saat inu sangat membantu perseroan. Saya lihat bahwa lini EO akan terus besar. Buktinya jika dilihat pendapatan dari unit bisnis EO capai Rp 377 miliar sementara hotel hanya Rp 76 miliar," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina