JAKARTA. Bisnis pertambangan yang lesu memang membebani pertumbuhan pembiayaan alat berat. PT Tifa Finance Tbk, salah satu perusahaan pembiayaan alat berat yang terkena dampaknya. Jangan heran, jika tinta merah akan menghiasi rapor kinerja keuangan perseroan sampai akhir tahun nanti. Buktinya, sudah tiga kuartal di tahun ini, laba yang dikantongi emiten dengan kode TIFA tersebut terus rontok. Pada kuartal ketiga ini, laba perseroan kembali rontok 10,3%, yakni dari Rp 29,12 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya sebesar Rp 26,12 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi, pertumbuhan negatif laba perseroan lantaran aktivitas usahanya pun lesu. Lihat saja, pendapatan dari lini sewa pembiayaan turun 8% menjadi Rp 100,75 miliar dan pendapatan pembiayaan konsumen ambruk 32% menjadi Rp 1,67 miliar.
Rapor merah kinerja keuangan Tifa Finance
JAKARTA. Bisnis pertambangan yang lesu memang membebani pertumbuhan pembiayaan alat berat. PT Tifa Finance Tbk, salah satu perusahaan pembiayaan alat berat yang terkena dampaknya. Jangan heran, jika tinta merah akan menghiasi rapor kinerja keuangan perseroan sampai akhir tahun nanti. Buktinya, sudah tiga kuartal di tahun ini, laba yang dikantongi emiten dengan kode TIFA tersebut terus rontok. Pada kuartal ketiga ini, laba perseroan kembali rontok 10,3%, yakni dari Rp 29,12 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya sebesar Rp 26,12 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi, pertumbuhan negatif laba perseroan lantaran aktivitas usahanya pun lesu. Lihat saja, pendapatan dari lini sewa pembiayaan turun 8% menjadi Rp 100,75 miliar dan pendapatan pembiayaan konsumen ambruk 32% menjadi Rp 1,67 miliar.