Rapor merah kinerja keuangan Tifa Finance



JAKARTA. Bisnis pertambangan yang lesu memang membebani pertumbuhan pembiayaan alat berat. PT Tifa Finance Tbk, salah satu perusahaan pembiayaan alat berat yang terkena dampaknya. Jangan heran, jika tinta merah akan menghiasi rapor kinerja keuangan perseroan sampai akhir tahun nanti.

Buktinya, sudah tiga kuartal di tahun ini, laba yang dikantongi emiten dengan kode TIFA tersebut terus rontok. Pada kuartal ketiga ini, laba perseroan kembali rontok 10,3%, yakni dari Rp 29,12 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya sebesar Rp 26,12 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi, pertumbuhan negatif laba perseroan lantaran aktivitas usahanya pun lesu. Lihat saja, pendapatan dari lini sewa pembiayaan turun 8% menjadi Rp 100,75 miliar dan pendapatan pembiayaan konsumen ambruk 32% menjadi Rp 1,67 miliar.


Tidak hanya itu, pendapatan dari lini pembiayaan berprinsip syariahnya juga melempem. Yaitu, turun 12% menjadi hanya Rp 13,80 miliar. Belum lagi, penurunan pendapatan bunga yang terjun bebas dari Rp 396,85 juta pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi hanya Rp 185,7 juta dan penurunan keuntungan selisih kurs mata uang asing dari sebelumnya hampir Rp 1 miliar menjadi Rp 38,34 juta.

Walhasil, secara keseluruhan, jumlah pendapatan Tifa Finance melorot 7%, yakni dari Rp 133,21 miliar menjadi sebesar Rp 123,96 miliar. Sementara, jumlah bebannya hanya turun tipis 3,7% menjadi Rp 89 miliar.

Tifa Finance merupakan perusahaan yang fokus pada pembiayaan alat berat, di samping lini bisnis lainnya yaitu pembiayaan konsumen, anjak piutang dan sewa koperasi. “Karenanya, ke depan, kami ingin diversifikasi portfolio bisnis pembiayaan alat berat ke lini lain,” tutur Ester Gunawan, Direktur TIFA sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie