Rapor unitlink kembali berwarna biru



JAKARTA. Harga unitlink kembali pulih. Tapi, imbal hasil produk asuransi berbalut investasi ini masih belum bisa menyalip indeks saham.

Sejak akhir tahun lalu hingga kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 6,06%. Namun, pemegang polis asuransi unitlink berbasis saham, kebanyakan hanya menikmati keuntungan paling top, hingga 5% dari awal tahun hingga pekan lalu.

Unitlink saham terpengaruh pergerakan saham. Ketika indeks jeblok di penghujung kuartal III lalu, harga unitlink ikut terkoreksi. Malah, kinerja sejak Januari-September bisa dibilang tidak membuahkan untung. Penurunan harga unitlink bisa mencapai hingga 5%.


Adrian De Jong, Direktur Pemasaran Asuransi Jiwasraya mengatakan penurunan harga unit tersebut lantaran terimbas penurunan di pasar modal. Berhubung harga unit sedang turun, dia merekomendasikan, ini saat yang tepat membeli unitlink.

Salah satu produk unitlink Jiwasraya yang berbasis saham, JS Link Equity Fund, mencatat penurunan harga hingga 5,93%. Namun, hingga Oktober, harga unit ini bisa kembali pulih, meskipun masih mencatat penurunan sebesar 1, 2%.

De Jong mengklaim, mayoritas nasabah unitlink Jiwasraya menambah dana penyertaan di unit mereka. "Ada juga yang menjual unitlink mereka, namun itu lebih banyak karena kebutuhan nasabah semata," kata De Jong, Senin (21/10).

Banyak yang tambah

Hingga September, sebanyak 29.0000 jiwa menitipkan risiko kematian, kesehatan, pendidikan pada unitlink Jiwasraya. Meski return of investment kurang oke, De Jong bilang, imbal hasil yang bisa dinikmati peserta unitlink masih mencapai 6,7%-7,9%.

Portofolio unitlink Jiwasraya sebagian besar atau 60% ditempatkan di saham atau ekuitas. Sisanya dibagi rata sebesar 20% dari unitlink campuran atau balance fund dan pendapatan tetap atau fixed income.

Hingga awal Oktober, unitlink menyumbang Rp 270 miliar dari pendapatan premi Jiwasraya. Nilai ini masih sangat kecil dibandingkan total premi perusahaan yang mencapai Rp 3,9 triliun.

Sementara itu Edy Tuhirman, Direktur Utama Generali Insurance, juga mengatakan, nasabahnya kini banyak menambah portofolionya di unitlink. "Selain karena harganya lebih murah, unitlink yang kami tawarkan berbeda dengan produk unitlink asuransi yang lain," ujarnya.

Generali menjelaskan, pihaknya memiliki sistem komputer yang bernama Automatic Risk Management System (ARMS) untuk menjaga dana kelolaan unitlink nasabah. Ada tiga sistem yang dipasang untuk memberikan imbal hasil optimal, yaitu automatic rebalancing, automatic switching dan automatic re-entry.

Dengan sistem ini, dana nasabah bisa secara otomatis dipindahkan dari instrumen investasi yang satu ke yang lainnya. Sistem ini juga bisa mengembalikan duit nasabah ke instrumen investasi yang mulai membaik di harga yang murah. Adapun di Generali, portofolio pendapatan premi disumbang 75% dari unitlink dan sisanya dari premi produk asuransi tradisional.

Harga Generali Equity, produk unitlink perusahaan ini tercatat naik 0,37% sejak awal tahun hingga 17 Oktober lalu. Harga unit ini kembali memberi gain setelah merosot 3,68% di penghujung kuartal III lalu .

Imbal Hasil Unitlink Berbasis Saham
  28 Des 2012 30 Sep 2013  17 Okt 2013  Perubahan (Jan-Sep) (%) Perubahan year to date (%)
AIA IDR Equity Fund   Rp 11.926,3482  Rp 11.684,6868 Rp 12.298,0659 (2,03) 3,12
  Allianz IDR - Smartlink Equity Fund Rp 2.198,1300 Rp 2189,32 Rp 2.298,34 (0,4) 4,56
  Prulink Equity Fund Rp 12.673,26 Rp 12621,34 Rp 13.301,92 (-0,41) 4,96
  Manulife Dana Ekuitas Rp 7.058,27 Rp 7.289,75 Rp 7.397,9668 3,28 4,81
  JS Link Equity Fund Rp 1.978,7431 Rp 1.861,3609 Rp 1.955,0203 (-5,93) (-1,2)
  Panin Life Equity Fund Rp 12.605,0300 Rp 12036,11 Rp 12.531,0600 (4,51) (0,59)
  Cigna Equity Rp 2.315,1900   Rp 2.233,9334 Rp 2.321,0271 (3,51) 0,25
  Sun Life Brilliance Aggressive Rp 10.436,2800 Rp 10.217,3900 Rp 10.728,2100 (2,1) 2,80
  Sequis Life IDR Equity Fund Rp 21.998,29 Rp 21.589,34 Rp 22.724,86 (1,86)  3,30  
  Commonwealth Life Investra Equity Fund Rp 4.527,8836 Rp 4.389,5019 Rp 4.603,1800
(3,06)
1,66
Sumber: Data Pasar KONTAN, diolah Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia