JAKARTA. Program desa bebas api (Fire Free Village Program/FFVP) sebagai upaya preventif pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa menjadi program unggulan dalam membangun kelembagaan crisis center di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas mendukung upaya pemerintah membangun crisis centre penanganan karhutla. Kegiatan yang dimotori Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu menunjuk beberapa korporasi sepertin PT RAPP, PT Asian Agri dan PT Triputra sebagai pilot project. Menteri Koordinator bidang ekonomi Darmin Nasution mengharapkan, pembentukan crisis center dapat selesai dalam waktu dekat. Targetnya, kelembagaan tersebut harus mampu mampu menyentuh akar persoalan yakni masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Karena itu, kata Darmin, crisis center itu harus fokus di 731 desa yang berada di 7 provinsi rawan kebakaran yang desanya berdekatan dengan konsesi perusahaan.
RAPP: Crisis center karhutla bisa adopsi FFVP
JAKARTA. Program desa bebas api (Fire Free Village Program/FFVP) sebagai upaya preventif pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa menjadi program unggulan dalam membangun kelembagaan crisis center di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas mendukung upaya pemerintah membangun crisis centre penanganan karhutla. Kegiatan yang dimotori Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu menunjuk beberapa korporasi sepertin PT RAPP, PT Asian Agri dan PT Triputra sebagai pilot project. Menteri Koordinator bidang ekonomi Darmin Nasution mengharapkan, pembentukan crisis center dapat selesai dalam waktu dekat. Targetnya, kelembagaan tersebut harus mampu mampu menyentuh akar persoalan yakni masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Karena itu, kata Darmin, crisis center itu harus fokus di 731 desa yang berada di 7 provinsi rawan kebakaran yang desanya berdekatan dengan konsesi perusahaan.