Rasanya Pahit, Ini 7 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan Tubuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daun kelor ternyata memiliki banyak manfaat kesehatan, meski rasanya sedikit pahit. Menurut buku "Analisis Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Pada Pengobatan Diabetes Mellitus" yang ditulis oleh Qurratu Aini, SSi, MPd, daun kelor (Moringa oleifera) memiliki rasa yang agak pahit, netral, dan tidak beracun. 

Hasil analisis menunjukkan bahwa daun kelor memiliki kandungan gizi yang sangat penting untuk mencegah berbagai macam penyakit. 

Tanaman ini mengandung semua unsur asam amino essensial yang sangat penting, yakni unsur argine, histidine, isoleucine, leusine, lysine, methionine, phenylalinine, threonine, tryptophan, dan valine. 


Selain itu, daun kelor juga mengandung protein, lemak, beta carotene (vitamin A), thiamin (vitamin B1), riboflavin (B2), niacin (B3), vitamin C, kalsium, karbohidrat, tembaga, serat, zat besi, magnesium, dan fosfor. 

Baca Juga: Jangan abaikan, 4 efek samping daun kelor ini bisa terjadi

Kecuali vitamin C, semua kandungan gizi yang terdapat dalam daun kelor segar akan mengalami peningkatan (konsentrasinya) jika dikonsumsi setelah dikeringkan dan dihaluskan dalam bentuk serbuk. 

Berikut sejumlah manfaat daun kelor untuk kesehatan: 

1. Membantu melawan diabetes 

Menurut Verywell Health, penelitian menunjukkan bahwa daun kelor dapat membantu mencegah diabetes dengan menyeimbangkan kadar gula darah dan mengurangi komplikasi terkait.  

Salah satu teori yang ditemukan lewat uji klinis kecil pada 2016 mengungkapkan bahwa daun kelor dapat membantu mencegah diabetes karena meningkatkan produksi insulin. 

Baca Juga: Sayang dilewatkan, ini 8 manfaat buah naga untuk kesehatan

Para sukarelawan sehat yang terlibat dalam penelitian tersebut diberikan satu dosis daun kelor 4 gram. 

Terbukti bahwa itu dapat meningkatkan sirkulasi insulin dan menurunkan gula darah mereka. Uji klinis kecil lain, yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada tahun 2018, menemukan daun kelor dapat mengurangi lonjakan gula darah pasca-makan pada penderita diabetes. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie