KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tengah berjibaku untuk menyelesaikan utang-utangnya. Sebagaimana diketahui, emiten dengan kode saham SRIL ini masih dalam proses restrukturisasi pinjaman sindikasi US$ 350 juta yang jatuh tempo pada Januari 2022. Di tengah proses restrukturisasi itu, sejumlah lembaga pemeringkat internasional memangkas rating Sritex dengan alasan peningkatan ketidakpastian dan risiko likuiditas. Bahkan, Sritex maupun perusahaan afiliasi dan sepengendalinya juga terus menerus terkena gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Semarang. Menilik laporan keuangan Sritex per akhir Desember 2020, kemampuan Sritex untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang tersedia memang mengkhawatirkan. Hal itu terlihat dari kas setara kas Sritex yang hanya berjumlah US$ 187,64 juta, sedangkan utang jangka pendeknya mencapai US$ 398,35 juta.
Rasio kas Sritex (SRIL) mengkhawatirkan, analis sarankan divestasi untuk bayar utang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tengah berjibaku untuk menyelesaikan utang-utangnya. Sebagaimana diketahui, emiten dengan kode saham SRIL ini masih dalam proses restrukturisasi pinjaman sindikasi US$ 350 juta yang jatuh tempo pada Januari 2022. Di tengah proses restrukturisasi itu, sejumlah lembaga pemeringkat internasional memangkas rating Sritex dengan alasan peningkatan ketidakpastian dan risiko likuiditas. Bahkan, Sritex maupun perusahaan afiliasi dan sepengendalinya juga terus menerus terkena gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Semarang. Menilik laporan keuangan Sritex per akhir Desember 2020, kemampuan Sritex untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang tersedia memang mengkhawatirkan. Hal itu terlihat dari kas setara kas Sritex yang hanya berjumlah US$ 187,64 juta, sedangkan utang jangka pendeknya mencapai US$ 398,35 juta.