Rasio LDR Naik, Pengetatan Likuiditas Membayangi Perbankan di Kuartal II-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengetatan likuiditas perbankan secara industri diproyeksikan masih berlanjut pada kuartal II-2024. Hal ini tercermin dari tren loan to deposit ratio (LDR), yang merupakan rasio perbandingan dana pihak ketiga (DPK) terhadap penyaluran kredit bank.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga April 2024 rasio LDR bank secara industri telah mencapai level 84,49%. Angka ini terus merangkak naik 26 bps secara bulanan (MoM) dari posisi Maret lalu yang di level 84,23%.

Sementara jika dibandingkan secara tahuanan (YoY), LDR pebankan telah naik drastis dari posisi 80,84% pada April 2023.


Kenaikan LDR tersebut salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan DPK, dimana kredit perbankan tumbuh 13,09% yoy per April, sementara DPK tumbuh 8,21% yoy. 

Baca Juga: LDR di Atas Rata-Rata Industri, Bank BJB Ungkap Tantangan Hadapi Kenaikan Biaya Dana

Tren pengetatan likuiditas ini diproyeksikan para bankir masih berlanjut di Kuartal II tahun ini, hal ini melihat tren LDR yang terus naik, meskipun dinilai masih dalam batas likuid.

Direktur Utama PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (bjb) Yuddy Renaldi mengatakan, kondisi likuiditas perbankan yang cukup ketat ini masih akan berlanjut seiring dengan kondisi beban bunga yang tinggi karena kenaikan BI rate masih akan bertahan lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

"Pertumbuhan DPK akan kami jaga untuk mengimbangi pertumbuhan kredit dan memenuhi rasio likuiditas," ungkap dia kepada Kontan.

Sementara itu Direktur Distribution and Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jasmin mengatakan, untuk menjaga likuiditas pihaknya akan menjaga LDR di kisaran 95% tahun ini.

Adapun di BTN, Jasmin menyebut pertumbuhan kredit selalu menyesuaikan dengan likuiditas yang ada, sehingga pertumbuhan DPK lebih besar dibandingkan kredit bank. 

"Ini karena nasabah-nasabah kredit kami diwajibkan untuk transaksi di BTN beserta ekosistem bisnisnya, sehingga bisa memperkuat struktur pendanaan," kata Jasmin.

Sementara itu EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA, Hera F. Haryn mengatakan, di tengah pengetatan likuiditas di industri, BCA optimistis membukukan kinerja positif pada tahun 2024. 

Baca Juga: Simpanan DPK Valas di Sejumlah Perbankan Meningkat

"BCA mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, serta memperkuat platform perbankan transaksi guna memperkokoh pendanaan,"ungkapnya.

Lebih lanjut Hera menyebut kondisi likuiditas jika dilihat dari LDR saat ini, BCA masih memiliki posisi yang solid untuk mendukung pertumbuhan kredit ke depannya. 

"Kami berharap pertumbuhan total kredit pada 2024 dapat mencapai 9%-10%," ungkapnya.

Pada Kuartal I-2024 tercatat LDR BCA sebesar 77,2%, dimana pertumbuhan kredit BCA lebih tinggi 17,1% yoy dibandingkan DPK yang tumbuh 7,9% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi