Rasio likuiditas perbankan diprediksi tembus 90%



JAKARTA. Musim perebutan dana untuk menjaga likuiditas bank bakal berlangsung sengit. Prediksi lembaga riset ICRA Indonesia, rasio likuiditas bank atawa loan deposit ratio (LDR) bakal menembus level 90% di tahun 2014.

Kreshna D. Armand, Manager Analyst Financial Institution Rating ICRA Indonesia menyatakan, potensi pengetatan likuiditas bakal terus berlanjut tahun ini. Prediksi dia, meski bank mengerem laju kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bakal tetap lebih rendah. "Kalau ini terus berlanjut, likuiditas bank harus diwaspadai pada tahun 2015," imbuh Kreshna, Rabu (19/3).

Masalah lain adalah sebagian besar perbankan masih mengandalkan dana mahal alias deposito untuk memperbesar DPK yang dihimpun. Saran Kreshna, perbankan agresif meningkatkan dana murah alias tabungan dan giro (CASA). "Bank harus mulai pelan-pelan melepas deposito meskipun ada risiko aset bisa tergerus," ujarnya.


Kendati sulit meningkatkan dana murah, potensi dana murah di Indonesia masih sangat besar. Hitungan ICRA, ada 80% dari populasi penduduk Indonesia yang belum tersentuh layanan perbankan. Jahja Setiatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), menyatakan, tren pengetatan likuiditas terjadi di BCA. Akhir tahun 2013, LDR BCA menjadi 75% dari sebelumnya sebesar 60% di akhir tahun 2012.

Menurut Jahja, likuiditas ketat sudah mulai terlihat sejak tahun lalu. Atas dasar itulah, tahun ini BCA mengerem kucuran kredit, khususnya kredit konsumsi. "Kalau memperlambat pertumbuhan kredit menjadi 15%, likuiditas akan lumayan terjaga," katanya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), LDR perbankan terus menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir. Di tahun 2009, LDR mencapai 73%. Kemudian tumbuh menjadi 75,5%, 79%, 84% dan terakhir 89,9% di pengujung tahun 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina