Rasio NPL di kartu kredit naik mendekati 3%



JAKARTA. Tren peningkatan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bank umum sedikit banyak disumbang dari bisnis kartu kredit. Meski tak ada data persis kontribusi terhadap NPL secara keseluruhan, namun rasio kredit macet pada kartu plastik ini per September 2015 lalu telah mencapai hampir 3%.

Steve Martha, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) mengakui ada kenaikan NPL kartu kredit di tahun ini. Tapi, kenaikan itu masih dalam batas wajar.

Tahun 2009, kata dia, NPL kartu kredit pernah di atas 10%. Namun perlahan membaik dan menjadi 2,83% di tahun 2014. "Dan saat ini hampir 3%," ucap Steve kepada KONTAN, Rabu (21/10).


Tren peningkatan NPL tak lepas dari kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga kualitas aset nasabah turun. Meski di sisi lain, transaksi kartu kredit juga melambat, baik karena efek perlambatan ekonomi maupun pembatasan kepemilikan kartu.

"Memang, ada kenaikan, 1%–2% wajar lah. Toh, kami pernah menjaga NPL paling rendah 1,9%," kata Steve. Dia bilang, industri akan menjaga NPL kartu kredit tak melewati 3%.

Salah satu bank yang NPL kartu kreditnya naik adalah Bank Negara Indonesia (BNI). Rasio kredit macet pada kartu kredit BNI meningkat 100 basis poin menjadi 2,6% dari akhir tahun 2014.

"Memang ada peningkatan NPL kartu kredit, namun cukup wajar," kata Okki Rushartomo, VP Credit Card &Acquiring Business BNI. Peningkatan NPL kartu kredit itu, kata Okki, bersifat musiman usai Lebaran di samping juga akibat kelesuan ekonomi.

"Nanti pasti membaik, ini tren musiman," ujarnya. Untuk menjaga NPL kartu kredit, BNI berupaya melakukan restrukturisasi. Cuma, Okki tidak menyebut nilai kartu kredit yang direstrukturisasi.

Sementara, Dodit W. Probojakti, Managing Director Cards & Loan Bank Mega bilang, NPL kartu kredit Bank Mega turun dari 4,1% per Januari 2015 menjadi 3,6% di September 2015. Salah satu upaya bank ini menurunkan NPL dengan desentralisasi collections effort ke kantor cabang agar lebih efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie