JAKARTA. Tahun ini, tingginya angka rasio pembiayaan seret alias non performing loan (NPL) membayangi lini pembiayaan otomotif. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Wiwie Kurnia pernah bilang, dari NPL industri per September sebesar 1,31%, penyumbang terbesar adalah pembiayaan konsumen, yang didominasi otomotif. Namun, pembiayaan mobil masih bernasib lebih baik dibandingkan sepeda motor. Tahun ini banyak perusahaan pembiayaan sepeda motor harus mengerem laju pembiayaan karena lonjakan NPL. Nasib tersebut tidak menimpa multifinance mobil. BCA Finance misalnya, hingga November lalu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 18,2 triliun. Sedikit lagi, BCA Finance bisa mencapai target Rp 19 triliun, tumbuh sekitar 20% dari pencapaian tahun lalu, sebesar Rp 15,9 triliun. Tahun depan, anak usaha Bank Central Asia (BCA) ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan 42% menjadi Rp 27 triliun.
Rasio NPL kredit otomotif terus tumbuh
JAKARTA. Tahun ini, tingginya angka rasio pembiayaan seret alias non performing loan (NPL) membayangi lini pembiayaan otomotif. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Wiwie Kurnia pernah bilang, dari NPL industri per September sebesar 1,31%, penyumbang terbesar adalah pembiayaan konsumen, yang didominasi otomotif. Namun, pembiayaan mobil masih bernasib lebih baik dibandingkan sepeda motor. Tahun ini banyak perusahaan pembiayaan sepeda motor harus mengerem laju pembiayaan karena lonjakan NPL. Nasib tersebut tidak menimpa multifinance mobil. BCA Finance misalnya, hingga November lalu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 18,2 triliun. Sedikit lagi, BCA Finance bisa mencapai target Rp 19 triliun, tumbuh sekitar 20% dari pencapaian tahun lalu, sebesar Rp 15,9 triliun. Tahun depan, anak usaha Bank Central Asia (BCA) ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan 42% menjadi Rp 27 triliun.