Rasio PBV saham INDF, ICBP, MYOR, jauh lebih kecil dari UNVR, mana yang bagus dibeli?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah harga saham sektor barang konsumsi kemasan memiliki Rasio PBV (Price to Book Value) yang rendah. Saham sektor barang konsumsi kemasan itu antara lain INDF, ICBP, MYOR.

Dengan rasio PBV rendah, apakah saham INDF, ICBP, MYOR bagus untuk dibeli? Bagaimana dengan saham UNVR yang cukup terkenal di kelompok emiten barang konsumsi?

Price to book value (PBV) adalah rasio valuasi untuk menilai mahal atau murahnya sebuah saham dengan membandingkan antara harga saham dengan nilai buku perusahaan. Rumus PBV yaitu harga saham dibagi book value.


Book value atau nilai buku bisa dihitung dengan rumus total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Investor bisa menilai valuasi perusahaan berdasar PBV dengan melihat historikal PBV perusahaan menggunakan PB band, dan juga membandingkan dengan PBV perusahaan lain di industri yang sama.

Baca juga: Laju IHSG diproyeksi lebih bergairah pada Oktober 2021

Analisis valuasi perusahaan dengan PBV bisa juga digunakan untuk perusahaan yang secara profitabilitas tidak stabil atau terganggu. Misalnya pada 2020 banyak perusahaan yang rugi, namun memiliki bisnis model, kondisi keuangan (neraca) yang baik, dan juga peluang turnaround ketika pandemi berakhir.

INDF adalah kode saham dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Berdasarkan data RTI Jumat 1 Oktober 2021, harga saham INDF melemah 8,76% secara year to date (ytd).

ICBP adalah kode saham dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Harga saham ICB terkoreksi 13,05% ytd.

MYOR adalah kode saham PT Mayora Indah Tbk. Harga saham ICBP turun 12,92%.

Sedangkan UNVR adalah kode saham PT Unilever Indonesia Tbk. Harga saham UNVR anjlok 47,48% ytd.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menyatakan secara valuasi, harga saham INDF dan ICBP terbilang lebih murah dibandingkan MYOR dan UNVR jika dilihat dari rasio PBV. Sekarang ini harga saham INDF diperdagangkan dengan PBV 1,2 kali dan ICBP di 2,96 kali. Sedangkan harga saham PBV MYOR berada di 4,42 kali dan UNVR di 36,69 kali

Sukarno menyatakan, saham dari sektor konsumsi barang kemasaran selalu menjadi pilihan investasi di saat sektor-sektor lain sedang dalam tekanan. Sentimen positif untuk saham emiten barang konsumsi salah satunya jika ekonomi bisa pulih lebih cepat dan program vaksinasi berhasil.

“Sedangkan sentimen negatifnya saat ini berasal peningkatan bahan baku seiring kenaikan harga komoditas dan adanya depresiasi Rupiah. Karena terefleksi dengan kinerjanya rasio profit margin mayoritas dalam tren penurunan,” ungkap Sukarno pada Kontan, Minggu (3/10).

Secara kinerja, Sukarno melanjutkan INDF terbilang lebih oke ketimbang emiten yang lain hingga semester pertama tahun ini. Pada semester pertama tahun 2021, pendapatan INDF tercatat sebesar Rp 47,29 triliun atau tumbuh 20% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 39,38 triliun.

Seiring dengan itu, Indofood berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,43 triliun atau naik 21% dibandingkan semester I-2020 sebesar Rp 2,84 triliun. Selanjutnya kinerja anak usahanya yakni ICBP menyusul setelah INDF.

Ia rekomendasi pelaku pasar bisa trading buy saham INDF dengan target harga Rp 6.750 dan ICBP dengan TP Rp 9.025. “Sedangkan untuk MYOR dan UNVR masih wait and see. Terutama UNVR tren harganya masih terus dalam tren penurunan dan belum ada tanda-tanda akan pembalikan arah,” papar Sukarno.

Sukarno melihat level support UNVR berada di 3.800, jika tembus maka bisa lanjut turun ke level 3.500. Pada perdagangan Jumat (1/10) saham UNVR ditutup melemah 2,28% ke harga Rp 3.860.

Itulah rekomendasi saham di sektor barang konsumsi kemasan. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Selanjutnya: Saham BBCA MASA BYAN TLKM dll paling top pada September, mana yang layak dibeli lagi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto