Rasio pendanaan BUKU III stabil, likuiditas dipastikan aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank dengan modal inti sebesar Rp 5 triliun hingga di bawah Rp 30 triliun atau BUKU III mengatakan posisi loan to funding ratio (LFR) sempat menanjak di awal kuartal II-2019.  Meski begitu, bank BUKU III menyatakan likuiditasnya masih akan terjaga.

Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan posisi LFR Bank Mayapada saat ini ada di level 89%-90%.

Kendati demikian, menurut Hariyono posisi tersebut sudah sesuai dengan proyeksi Bank Mayapada pada akhir tahun 2019 yakni di bawah 92%. Dari segi penempatan dananya, menurutnya dana yang ditaruh di Bank Indonesia (BI) atau surat berharga sejauh ini relatif stabil atau tidak ada penurunan.


Padahal, melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara industri per April 2019 total dana bank di BI sudah mencapai Rp 723,39 triliun, jumlah tersebut naik 17,79% secara year on year (yoy). Sementara itu sebaliknya, penempatan dana bank di surat berharga justru menyusut 5,48% dari Rp 1.091,5 triliun di April 2018 menjadi Rp 1.031,63 triliun.

Bila dirinci secara detail, penempatan dana BUKU III di BI per April 2019 naik menjadi Rp 254,14 triliun atau tumbuh 18,34% secara yoy. Sementara penempatan di surat berharga turun 21,38% yoy dari Rp 374,79 triliun di April 2018 menjadi Rp 294,64 triliun per April 2019.

Khusus untuk Bank Mayapada, pihaknya tidak melihat adanya risiko likuiditas hingga akhir tahun 2019. Namun, untuk kebutuhan ekspansi dan penguatan modal, bank milik taipan Dato Sri Tahir ini memang punya rencana penerbitan saham baru (rights issue) sebesar Rp 2 triliun di kuartal III 2019.

Sebelumnya, Bank Mayapada juga punya rencana penerbitan obligasi subordinasi sebesar Rp 1 triliun. Hanya saja, menurut Hariyono saat ini pihaknya hanya akan melakukan rights issue saja.

Sementara itu, Pjs Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha mengatakan saat ini posisi LFR Bank Jatim masih belum ideal. Walau enggan menyebut besaran rasionya, Ferdian mengatakan saat ini likuiditas Bank Jatim masih aman.

Apalagi, BI sudah melakukan pelonggaran aturan giro wajib mininum (GWM) dari 6,5% ke 6%. "Tentunya ini akan membuat likuiditas pasar memperoleh suntikan baru," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/7).

Penempatan dana Bank Jatim di BI per Mei 2019 tercatat turun 25,6% yoy menjadi Rp 4,94 triliun. Sedangkan penempatan di surat berharga naik menjadi Rp 9,68 triliun dari Mei 2018 sebesar Rp 8,69 triliun atau tumbuh 11,35% yoy. Bank bersandi bursa BJTM ini memandang kenaikan penempatan di BI dan penurunan surat berharga merupakan aksi sementara di pasar untuk mengambil posisi wait and see. 

"Diharapkan pasar surat berharga akan rebound. Permintaan kredit juga diprediksi meningkat dengan syarat stimulus kebijakan pemerintah ke dunia usaha yang baik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi