KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, rasio utang luar negeri pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih dalam kondisi normal yakni 34%. Namun, Indonesia perlu meningkatkan ekspor barang dan jasa agar bisa mengurangi rasio utang luar negeri terhadap pos penerimaan transaksi berjalan atau current account receipts. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, saat ini rasio utang terhadap pos penerimaan transaksi berjalan Indonesia mencapai 170%, “Kita perlu mendorong ekspor dan mendorong investasi yang orientasi ekspor supaya rasio utang luar negeri terhadap penerimaan ekspor barang dan jasa menjadi lebih baik," kata Mirza pekan lalu. Sebagai perbandingan, Thailand memiliki pendapatan ekspor yang besar, sehingga rasio utang terhadap pos penerimaan transaksi berjalan di bawah 100%, sementara rasio utang terhadap PDB Thailand sebesar 44%.
Rasio utang terhadap ekspor, lebih besar pasak daripada tiang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, rasio utang luar negeri pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih dalam kondisi normal yakni 34%. Namun, Indonesia perlu meningkatkan ekspor barang dan jasa agar bisa mengurangi rasio utang luar negeri terhadap pos penerimaan transaksi berjalan atau current account receipts. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, saat ini rasio utang terhadap pos penerimaan transaksi berjalan Indonesia mencapai 170%, “Kita perlu mendorong ekspor dan mendorong investasi yang orientasi ekspor supaya rasio utang luar negeri terhadap penerimaan ekspor barang dan jasa menjadi lebih baik," kata Mirza pekan lalu. Sebagai perbandingan, Thailand memiliki pendapatan ekspor yang besar, sehingga rasio utang terhadap pos penerimaan transaksi berjalan di bawah 100%, sementara rasio utang terhadap PDB Thailand sebesar 44%.