JAKARTA. Di antara jajaran perusahaan negara, Perum Bulog mencatatkan kerugian sebesar Rp 903 miliar pada kuartal pertama di tahun 2017 ini. Kondisi ini menempatkan Bulog sebagai sebagai BUMN yang menelan kerugian paling banyak dalam laporan kinerja seluruh BUMN. Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol menjelaskan, buruknya kinerja Bulog bukan karena kinerja perusahaan ini memburuk. "Ini karena Bulog belum bisa menyalurkan Rastra (beras untuk keluarga sejahtera) pada tiga bulan pertama ini," ujar Iryanto, kemarin (2/5). Efeknya, biaya operasional Bulog terus jalan meski beras belum disalurkan. Iryanto menjelaskan, bisnis Bulog sangat tergantung kebijakan pemerintah. Sebab, sekitar 70% pendapatan Bulog itu dari penjualan beras bagi warga miskin. Lantaran Bulog tidak membagikan bneras ini, pendapatan Bulog anjlok.
Raskin belum jalan, Bulog merugi
JAKARTA. Di antara jajaran perusahaan negara, Perum Bulog mencatatkan kerugian sebesar Rp 903 miliar pada kuartal pertama di tahun 2017 ini. Kondisi ini menempatkan Bulog sebagai sebagai BUMN yang menelan kerugian paling banyak dalam laporan kinerja seluruh BUMN. Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol menjelaskan, buruknya kinerja Bulog bukan karena kinerja perusahaan ini memburuk. "Ini karena Bulog belum bisa menyalurkan Rastra (beras untuk keluarga sejahtera) pada tiga bulan pertama ini," ujar Iryanto, kemarin (2/5). Efeknya, biaya operasional Bulog terus jalan meski beras belum disalurkan. Iryanto menjelaskan, bisnis Bulog sangat tergantung kebijakan pemerintah. Sebab, sekitar 70% pendapatan Bulog itu dari penjualan beras bagi warga miskin. Lantaran Bulog tidak membagikan bneras ini, pendapatan Bulog anjlok.