Rata-rata di bawah umur, polisi amankan 17 perusak pos polisi pasca demo mahasiswa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya telah mengamankan belasan orang terkait pembakaran pos polisi di bawah kolong tol Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, pada Selasa (24/9) malam.

"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus pengrusakan dan pembakaran pos lantas Slipi," kata Hengki dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/9)

"Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih di bawah umur," sambungnya.


Baca Juga: Korban dari aksi demo UU KPK dan RKHHP: 232 orang luka-luka, tiga lainnya kritis

Dijelaskan Hengki, selain menangkap belasan pelaku tersebut, polisi juga menemukan barang bukti berupa bom molotov, gir, batu, dan petasan.

Ia menduga aksi unjuk rasa penolakan Undang-Undang KPK dan RUU KUHP telah dimanfaatkan oknum-oknum provokator yang ingin memanfaatkan situasi.

Saat ini Polres Metro Jakarta Barat bersama Polda Metro Jaya masih terus berusaha mendalami pola yang digunakan para pelaku kerusuhan.

Kerusuhan melebar hingga ke Simpang Susun Semanggi, Slipi, Belakang Kantor DPR hingga disekitar Menara Kompas. Terdapat banyak korban luka akibat bentrokan yang terjadi antara demonstran dengan anggota kepolisian. Bahkan, dari kerusuhan itu tercatat ada 88 korban yang dirawat.

Awal mula rusuh

Kericuhan bermula ketika sekumpulan mahasiswa memaksa masuk ke dalam Gedung DPR. Polisi yang bersiaga di dalam gedung menembakkan air dari mobil water cannon ke arah mahasiswa untuk menghalau mereka.

Setidaknya ada dua mobil water canon yang dikerahkan aparat kepolisian untuk menghalau mahasiswa yang berusaha menerobos masuk. Keriuhan pun pecah. Mahasiswa melawan. Mereka melempar polisi dengan botol, bambu, dan bebatuan.

Polisi pun menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Kerumunan mahasiswa mulau terpencar. Sebagian besar mahasiswa memilih menjauh dari pusat ricuh.

Baca Juga: Pola perusuh pasca demo mahasiswa di DPR mirip 22 Mei

Mahasiswa terpencar melarikan diri ke sejumlah titik. Ketika mahasiswa sudah terpencar, perlawanan terus dilakukan terhadap aparat kepolisian. Rata-rata mahasiswa melawan polisi dengan batu dan botol minum.

Namun, ketika malam makin larut, bentrokan semakin anarkis. Mulai terjadi pembakaran tiga pos polisi yakni di Senayan, Palmerah, dan Slipi.

Mereka yang terlihat merusak pos polisi ada yang memakai jaket almamater namun lebih banyak yang tak berjaket. Massa juga ada yang membakar sepeda motor warga di sekitar Stasiun Palmerah. (Jimmy Ramadhan Azhari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "17 Orang Diduga Provokator Ditangkap, Rata-rata di Bawah Umur",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto