Rata-rata harga jual emiten batubara turun, ini rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian global yang belum pulih menekan harga komoditas, tak terkecuali batubara. Alhasil, rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) global turun.

Seiring dengan penurunan tersebut, ASP PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di semester I-2020 hanya US$ 46,9 per ton. Angka ini turun 11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang capai US$ 53,2 per ton. 

Catatan saja, ASP ini mengacu pada ASP batubara Kaltim Prima Coal dan Arutmin Indonesia.


Baca Juga: Harga batubara masih tertekan, begini strategi emiten batubara di sisa tahun ini

Penurunan biaya tunai produksi atau cash cost BUMI bahkan tak mampu menutupi penurunan tersebut. Cash cost BUMI sepanjang paruh pertama tahun ini sebesar US$ 32,4 per ton. Nilai ini turun 13,14% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Imbasnya, kinerja keuangan BUMI melemah. Padahal, kinerja operasional BUMI cenderung menguat.

Alhasil, pendapatan BUMI di periode Januari-Juni 2020 turun 8% secara tahunan menjadi US$ 440,44 juta. Emiten Grup Bakrie ini bahkan terpaksa mencatat kerugian US$ 86,11 juta dari sebelumnya untung US$ 87,16 juta.

Meski begitu, BUMI tetap akan mengejar target operasional. "Volume produksi tetap pada target awal, 85 juta-89 juta ton," kata Dileep Srivastava kepada Kontan.co.id, Selasa (1/9).

Setali tiga uang, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pun mengalami hal serupa. ASP perusahaan pelat merah ini di kuartal pertama kemarin turun 4% secara tahunan menjadi Rp 741.845 per ton.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) merevisi target operasional, ini rekomendasi analis

Andrew Wijaya, analis RHB Sekuritas memperkirakan, ASP PTBA tahun ini hanya US$ 44,2 per ton atau setara sekitar Rp 646.272 per ton. Perkiraan ini sudah diturunkan dari perkiraan awal, US$ 49 per ton.

Meski begitu, upaya peningkatan kapasitas pengangkutan akan berdampak positif ketika permintaan batubara membaik tahun depan. Andrew masih merekomendasikan trading buy saham PTBA dengan target harga Rp 2.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari