Rata-rata kinerja reksadana saham berdenominasi dollar AS turun 10,40%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham denominasi dollar Amerika Serikat (AS) tercatat berkinerja paling rendah di antara reksadana dollar AS jenis lainnya.

Berdasarkan data Infovesta Utama per 24 Agustus 2018, rata-rata kinerja reksadana pasar uang denominasi dollar AS catatkan satu-satunya kinerja positif sebesar 0,01% sejak awal tahun. Di periode yang sama, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap dollar AS tercatat -1,81%.

Sementara, rata-rata kinerja reksadana campuran dollar AS tercatat -4,34% dan kinerja rata-rata reksadana saham dollar tercatat paling rendah dengan kinerja -10,40%.


Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto mengatakan pelemahan rupiah memang menjadi tantangan dan bisa menggerus imbal hasil reksadana saham dollar AS beraset di dalam negeri. Misalnya saham yang dipilih pergerakan harganya stagnan tetapi nilai tukar melemah, maka hal ini tetap bisa menurunkan kinerja reksadana.

Namun, selama saham yang dipilih mampu memberikan imbal hasil yang signifikan maka kinerja reksadana saham denominasi dollar AS masih bisa berkinerja di atas rata-rata. "Pemilihan saham yang tepat ketika rupiah melemah, reksadana saham dollar bisa tetap diuntungkan. Contoh IHSG sampai ke 6.700 jika rupiah stabil di Rp 14.500 ini masih tidak masalah," kata Rudiyanto, Senin (27/8).

Sementara, bagi reksadana saham dollar AS yang memiliki saham di luar negeri atau reksadana saham berbasis efek syariah global, maka pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak akan berpengaruh pada kinerja reksadana tersebut.

Hanya saja, tentu kinerja akan terpengaruh dari prospek masing-masing saham di negara tersebut. Rudiyanto mengamati, banyak reksadana berbasis syariah efek global yang memegang emiten sektor teknologi dari luar negeri.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, selama investasi di reksadana saham dollar AS ditujukan dalam waktu jangka panjang maka investasi di instrumen ini masih akan menarik. Apalagi dengan perekonomian AS yang makin membaik meski gonjang-ganjing perang dagang masih menghantui.

Wawan memproyeksikan tahun depan kondisi perekonomian global akan membaik. Ditambah, ketika pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia terlaksana, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung positif merespons optimisme baru dari pemimpin baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati