KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pekan pertama Januari 2019, Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya berhasil mencatatkan rata – rata nilai transaksi harian sebesar Rp 7,52 triliun atau turun 28,84% dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka Rp 10,57 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian BEI tercatat pula mengalami penurunan sebesar 39,68% menjadi 12,01 miliar unit saham. Padahal pada pekan sebelumnya atau pekan terakhir tahun 2018 rata – rata volume perdagangan harian BEI berada di angka 19,90 miliar unit saham.

Kemudian rata-rata frekuensi transaksi harian BEI juga mengalami penurunan sebesar 3,38% menjadi 361,87 ribu kali transaksi dari 374,53 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Capaian ini tentu jauh berada dibawah target yang sebelumnya telah ditentukan oleh BEI. Otoritas bursa menargetkan rata-rata nilai transaksi harian di tahun 2019 bisa mencapai Rp 9 triliun. 

Lalu bagaimana BEI menyikapi rata-rata nilai transaksi harian di awal tahun ini?

Direktur Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan pihaknya tidak merisaukan rata-rata nilai transaksi harian yang pada awal tahun ini masih jauh dari target. Pasalnya, pasca liburan akhir tahun yanh durasinya cukup panjang investor masih banyak yang belum kembali beraktifitas secara normal.

"Rata-rata nilai transaksi di minggu pertama setiap awal tahunnya kalau dilihat dari data historis selama 10 tahun terakhir memang menunjukkan angka yg biasanya lebih rendah," kata Hasan kepada Kontan.co.id pada Senin (7/1).

Walaupun belum mencapai target yang diinginkan, menurut Hasan rata-rata nilai transaksi harian di pekan pertama Januari 2019 dapat dikatakan sangat baik. 

Karena jika merujuk pada data 10 tahun terakhir, rata-rata nilai transaksi harian di minggu pertama awal tahun ini menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan tahun - tahun sebelumnya.

Di empat hari kerja pertama di awal tahun 2018, rata-rata nilai transaksi harian disebutnya sebesar Rp 6,68 triliun. Sementara di tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp 5,26 triliun dan Rp 4,90 triliun. 

Kemudian tahun 2015 tercatat sebesar Rp 5,15 triliun, dan pada 2014 sebesar Rp 3,29 triliun. Berikutnya Rp 5,26 triliun di tahun 2013, Rp 3,28 triliun di tahun 2012 dan Rp 5,65 triliun pada 2011. "(Tahun) 2010 Rp 4,17 triliun dan 2009 Rp 3,04 triliun," kata Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi