KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih jauh dari target. Asal tahu saja, BEI memasang target nilai transaksi harian rata-rata sebesar Rp 14,75 triliun. Hingga akhir perdagangan Selasa (27/6), rata-rata transaksi harian bursa baru mencapai Rp 10,34 triliun. Nilai tersebut bahkan lebih rendah dari RNTH di 2022 yang mencapai Rp 14,7 triliun.
Jika ditelisik penurunan RNTH tersebut salah satunya dipengaruhi oleh penurunan jumlah investor aktif harian. Hingga 31 Mei 2023, jumlah investor pasar modal mencapai 11,06 juta atau meningkat 7% dari 10,31 juta di 2022. Di periode yang saja, jumlah investor saham mencapai 4,75 atau naik 7,11% dari akhir 2022 di 4,4 juta investor. Namun jumlah investor aktif harian hanya sebesar 143.000, lebih rendah dari akhir 2022 di 181.200. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy mengakui penurunan kasus Covid-19 ini membuat transaksi investor ritel menurun karena sudah kembali beraktivitas secara normal. "Transaksi investor ritel turun karena sudah kembali bekerja, alokasi uang juga digunakan untuk wisata dan kebutuhan tersial lainnya sehingga investor tidak melakukan transaksi setiap hari," ujar dia, Rabu (28/6).
Baca Juga: Jelang Libur Panjang Nilai Transaksi IHSG di Bawah Rp 10 Triliun Irvan bilang, BEI telah menyiapkan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai transaksi. Misalnya, dengan melakukan sosialisasi ke investor ritel sambil menjaring investor baru. Dari sisi suplai, lanjut dia, kehadiran calon perusahaan tercatat alias initial public offering (IPO) diharapkan bisa mendorong minat investor. Apalagi kalau ada IPO dengan nilai jumbo. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menuturkan penurunan RNTH tak hanya terjadi di bursa dalam negeri, tetapi terjadi di bursa kawasan seperti Malaysia hingga Thailand. Per 31 Mei 2023, RNTH BEI turun 29% dibanding 2022. Ambil contoh, RNTH bursa Thailand dan Singapura masing-masing turun 17,25% dan 22,29% dari posisi 2022. Kendati begitu, Iman optimistis dengan prospek di semester kedua mendatang. Apalagi di paruh kedua nanti akan ada masa kampanye. "Menjelang pemilihan umum biasanya euforia investor juga ikut meningkat. Tahun politik dan euforia adalah dua yang tidak bisa dipisahkan," tutur Iman. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai RNTH pasar modal dalam negeri berpotensi meningkat pada semester kedua mendatang.
Hal tersebut seiringan dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid dan imersif. Ditambah, perubahan status pandemi menuju endemi yang bisa mendorong masyarakat. "Potensi pertumbuhan masih terbuka lebar, kehadiran pemilu tidak hanya mendorong belanja pemerintah tetapi juga meningkatkan konsumsi masyarakat," imbuhnya.
Baca Juga: Transaksi Bursa Sepi, Imbas Banyak Libur? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat