KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat turun 23,65% dari Rp 8,49 triliun di pekan sebelumnya menjadi Rp 6,48 triliun. Volume transaksi harian juga turun 24,07% dari 12,67 miliar menjadi 9,62 miliar. Analis Panin Sekuritas William Hartanto melihat, penurunan tersebut disebabkan oleh investor khsususnya asing yang berpindah. Sejalan dengan adanya ancaman resesi global, sehingga investor lebih memilih instrumen yang lebih aman. Baca Juga: IHSG terkoreksi tipis 0,09% tutup perdagangan Senin (18/11)
"Jadi saham agak ditinggalkan seiring dengan kondisi yang masih tidak pasti," jelas William saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/11). Dia juga melihat, kondisi ini masih akan terus berlanjut. Terutama karena minimnya sentimen dari dalam negeri dan kemungkinan pasar masih wait and see dengan kinerja emiten di kuartal empat. Kendati begitu, jumlah transaksi masih akan tertopang oleh beberapa hal. Antara lain berita soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan masuk ke pasar modal dan aktivitas window dressing, beberapa asset management biasanya melakukan rebalancing protofolio. Baca Juga: Seluruh Emiten Saham di BEI Digabung, Kapitalisasi Pasarnya Cuma Sepertiga Aramco premium Sementara itu, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai penurunan transaksi disebabkan oleh pelaku pasar yang lebih wait and see dan memilih memegang uang tunai di tangan. "Dengan kondisi pasar cenderung bearish dan faktor eksternal yang tidak menentu maka investor memilih pegang cash dulu. Dan bersiap-siap kembali masuk menjelang aktivitas window dressing," jelas Sukarno.