Rata-Rata Transaksi Mata Uang Lokal Indonesia - China Capai US$ 15,1 Juta per Bulan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan bank sentral China atau People’s Bank of China (PBC) secara resmi memulai implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) pada 6 September 2021 lalu. 

Selama hampir tiga bulan implementasi kerangka kerja sama ini, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengungkapkan, kerja sama penggunaan mata uang lokal ini sudah melihat prospek yang menjanjikan.  

“Terlihat dari volume transaksi LCS antara Indonesia dan China yang mencatat rata-rata ekuivalen US$ 15,1 juta per bulan,” ujar Destry dalam Indonesia - Southern China Business Forum 2021, Kamis (23/12). 


Di kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat kemudian mengatakan nilai tersebut bila dibandingkan dengan rata-rata nilai perdagangan Indonesia - China memang masih cenderung rendah. 

Baca Juga: BCA Siap Layani Local Currency Settlement Indonesia-China

Menurut catatan bank sentral, rata-rata nilai transaksi perdagangan kedua negara tersebut dalam periode Januari hingga Agustus 2021 sebesar US$ 8,09 miliar. 

Dengan asumsi rata-rata perdagangan tersebut tak terlalu berubah banyak, itu berarti, rata-rata porsi transaksi LCS Indonesia dan China baru mencapai 0,2% dari total transaksi perdagangan kedua negara. 

Akan tetapi, Donny memaklumi. Pasalnya, jalinan kerja sama LCS antara Indonesia dan China ini baru seumur jagung. Ke depan, Donny optimistis perkembangan nilai transaksi LCS akan berkembang. 

Baca Juga: Dinilai potensial, Bank Mandiri bidik transaksi LCS

Manisnya prospek transaksi LCS kedua negara tersebut didorong oleh kerja sama perdagangan yang erat dan juga besarnya porsi investasi dari China ke Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli