Rating China digunting, rupiah loyo ke Rp 13.311



JAKARTA. Laju penguatan nilai tukar rupiah terhenti dan kembali menyentuh level Rp 13.300 per dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip data Bloomberg Rabu (24/5), di pasar spot rupiah ke level Rp 13.311 per dollar AS atau melemah 0,09% dari posisi kemarin Rp 13.299 per dollar AS.

Mengutip Reuters, mata uang Asia hari ini memang tengah melemah terseret keputusan Moody yang tidak diduga menurunkan peringkat utang China. Di samping itu, pelaku pasar juga tengah menanti hasil keputusan FOMC.  

Moody's Investors Services menurunkan peringkat karena kekuatan finansial ekonomi terbesar kedua di dunia akan menyusut di tahun-tahun mendatang. Keputusan ini menjadi sentimen kekhawatiran meningkatnya biaya pinjaman dan tanda-tanda perlambatan ekonomi China.


Bursa saham Asia di luar Jepang ditutup lebih rendah 0,3%, meski sempat menguat ikuti jejak Wall Street semalam. “Sangat jelas ini menjadi sentimen negatif, terutama pada saat China ingin restrukturisasai BUMN,” kata Vishnu Varathan, kepala ekonom Bank Mizuho.  

Yuan China turun 0,04%, menjadikan sesi keempat penurunan dalam lima hari terakhir. Selain itu, para analis meyakini mata uang yang ekonominya bergantung pada ekspor ke China bakal ikut tertekan.

"Untuk beberapa hal, yen mungkin akan terpengaruh. Komoditas terkait mata uang di wilayah ini juga seperti IDR (rupiah Indonesia) dan peso (Filipina)," kata Saktiandi Supaat, kepala riset FX di Maybank di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto