MADRID Standard and Poor's memangkas rating utang Yunani tiga level dari BBB+ menjadi BB- atau masuk dalam junk bond. Artinya, rating Yunani sudah di bawah investment grade. Hal ini merupakan yang pertama kali dialami negara anggota Uni Eropa (UE) sejak terbentuknya UE tahun 1999 lalu. Menurut S&P turunnya rating berdampak pada pemegang surat utang Yunani. Kalau negara itu merestrukturisasi utang, nilai recovery para pemegang surat utang itu hanya 30%-50%. Dari sisi nominal, mereka bisa kehilangan sekitar € 200 miliar atau US$ 265 miliar. Menurut data Bloomberg, outstanding utang Yunani sebesar € 296 miliar. Saat ini posisi Yunani setara dengan Azerbaijan dan Mesir. Lembaga rating lain Moody's Investor Servies memberi rating Yunani A3 dan Fitch Ratings di level BBB-.
S&P juga memangkas rating utang Portugal dua level, dari A+ menjadi A-. Akibat penurunan rating di negara yang tengah mengalami krisis keuangan itu, nilai tukar euro jatuh ke level terendah dalam satu tahun terakhir. Bursa saham global dari Eropa sampai Asia berguguran. "Ini bukan lagi masalah Yunani, tapi masalah dalam sistem euro," kata Eric Fine, pengelola perusahaan manajer investasi Van’s Eck’s G-175 Strategies. Presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet menolak berkomentar soal pemangkasan rating itu. Sementara, Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy di Tokyo Jepang bilang, pemimpin Uni Eropa bakal mengadakan pertemuan pada 10 Mei mendatang untuk membahas soal Yunani. "Apa yang hilang di Eropa adalah pemimpin yang tegas yang mampu membawa wilayah ini keluar dari krisis," ungkap James Nixon, Ekonom Societe Generale SA. Risiko meningkat Tingkat imbal hasil atawa yield dua negara itu juga melonjak tinggi ketimbang surat utang sejenis milik Jerman. Yield surat utang bertenor 10 tahun milik Yunani menanjak 23 basis poin atau menjadi 675 basis poin di atas Jerman. Level tertinggi sejak tahun 1998.