JAKARTA. PT Ratu Prabu Energi Tbk masih terus memburu dana untuk menggenjot ekspansi bisnis mereka. Setelah gagal menerbitkan obligasi, tahun ini emiten bersandi ARTI tersebut berniat mencari dana melalui penawaran saham kedua ke publik atau
secondary offering. Direktur Keuangan ARTI Gemilang Zaharin menyatakan, perusahaan yang ia pimpin tengah menyeleksi tiga penjamin emisi (
underwriter) untuk melancarkan aksi korporasi tersebut. Dua dari tiga calon penjamin emisi itu adalah PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Securities. Sejauh ini, Gemilang belum bersedia menyebutkan berapa target perolehan dana ARTI dari hajatan secondary offering tersebut. Ia juga tidak mengungkapkan berapa jumlah saham yang akan ditawarkan.
"Penjamin emisi yang akan menghitung semuanya nanti," ucap Gemilang kepada KONTAN kemarin (14/6).ARTI menggelar
secondary offering untuk menambal belanja modal atawa
capital expenditure (capex). ARTI menganggarkan capex senilai US$ 150 juta atau setara Rp 1,5 triliun (kurs Rp 10.000 per dolar AS) pada tahun ini. Gemilang menjelaskan, 20% dari total kebutuhan capex atau US$ 30 juta bakal berasal dari kas internal. Adapun US$ 120 juta atau 80% dari total capex akan mereka usahakan dari pendanaan eksternal. Bentuknya mulai dari pinjaman perbankan, penerbitan obligasi, rights issue, sampai
secondary offering. Namun, ARTI belum jadi menerbitkan obligasi. Mereka baru saja menunda rencana penerbitan obligasi rupiah senilai Rp 500 miliar. Mereka menempuh hal ini lantaran investor meminta imbal hasil obligasi yang terlampau tinggi. Namun, ARTI hampir pasti akan memperoleh komitmen pinjaman salah satu bank lokal senilai US$ 50 juta. "Rencananya, kami akan menandatangani perjanjian pinjaman pada awal Juli 2009," kata Gemilang. Jadi, sejauh ini capex yang siap terpenuhi hanya sebesar US$ 80 juta. Nah, sisa capex sejumlah US$ 70 juta atau Rp 700 miliar kemungkinan akan berasal dari secondary offering tersebut. Tapi, ARTI juga punya rencana cadangan lain. "Kami sebenarnya menjajaki rights issue juga tahun ini," ungkapnya. ARTI merancang alokasi capex tahun ini antara lain untuk membiayai pembelian dua unit peralatan pengeboran minyak bumi alias rig. Nilai pembelian itu mencapai sekitar US$ 25 juta. ARTI pun bakal melanjutkan rencana terdahulu, yakni membangun proyek apartemen di daerah Jakarta Selatan. Untuk menjalankan proyek ini, ARTI mengalokasikan duit sekitar US$ 90 juta. Sedangkan sisa capex sebanyak US$ 10 juta merupakan anggaran belanja rutin perusahaan.
Selain itu, perusahaan penyedia jasa pengeboran minyak dan gas bumi itu membutuhkan duit buat menambah modal kerja dan meningkatkan kepemilikannya di PT Bangadua Petroleum menjadi sebanyak 67,5% saham. Kebutuhan dana pengembangan perusahaan minyak dan gas bumi yang berlokasi di Jatibarang, Cirebon, itu mencapai US$ 25 juta. Wakil Kepala Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere bilang, wajar saja ARTI meluncurkan secondary offering. Hanya saja, Ratu Prabu patut berkaca pada penerbitan obligasi yang tertunda belum lama ini. ARTI harus berbuat sesuatu agar kejadian serupa tidak terulang dalam hajatan
secondary offering nanti. Karenanya, Nico menyarankan, agar para tetap investor jeli dan membedah kondisi fundamental perusahaan ini. "Misalnya, bagaimana rencana akuisisi Ratu Prabu, apakah bisnisnya prospektif atau tidak," ungkap Nico. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan