KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kalau kondisi bisnis mendukung, PT Ratu Prabu Energi Tbk bakal memperluas cakupan bisnis hingga sektor infrastruktur. Saat ini, perusahaan yang menggeluti bisnis energi dan properti tersebut tengah mencari mitra bisnis untuk pengembangan proyek light rail transit (LRT) di DKI Jakarta. Beberapa calon mitra bisnis potensial Ratu Prabu berasal dari China. Perusahaan berkode saham ARTI di Bursa Efek Indonesia itu menawarkan model kerjasama joint venture. Hanya saja, mereka tak bisa membeberkan identitas perusahaan-perusahaan yang tengah dijajaki. Bukan tanpa alasan Ratu Prabu mencari mitra bisnis dari Negeri Panda. Tujuan mereka adalah memenuhi syarat pinjaman yang diajukan oleh kreditur proyek LRT yakni China Exim Bank.
Meski tak membeberkan besaran plafon kredit, Ratu Prabu mengaku telah mendapatkan kepastian pinjaman dari China Exim Bank. "Pinjaman biasa, tapi harus membeli barang dari China, ada kemungkinan joint venture," kata Burhanuddin Bur Maras, Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energi Tbk kepada KONTAN saat dihubungi Minggu (21/1). Menurut perkiraan, pengembangan proyek LRT DKI Jakarta membutuhkan total anggaran hingga US$ 42,8 miliar. Proyek kereta ringan sepanjang 232 kilometer (km) tersebut bakal melintasi hampir semua jalan arteri di Ibu Kota. Kebutuhan dana investasi yang jumbo tersebut terpaut jauh dibandingkan dengan duit lancar Ratu Prabu. Hingga 30 September 2017. Kas dan setara kas mereka hanya tercatat Rp 9,94 miliar. Duit lancar itu bahkan turun drastis ketimbang catatan 31 Desember 2016 yakni sebesar Rp 34,33 miliar.