KONTAN.CO.ID - PRZEMYSL. Sejumlah pengungsi asal Ukraina pada hari Jumat (25/2) mulai terlihat berdatangan di Polandia. Banyak dari mereka berkumpul di stasiun di kota Przemysl yang terletak di tenggara Polandia. Dilansir dari
Channel News Asia, ada sekitar 200 pengungsi yang tidur di stasiun di stasiun tersebut, termasuk puluhan anak-anak dan wanita. Kebanyakan adalah wanita. Salah satu pengungsi adalah Olha, seorang guru berusia 36 tahun yang berencana melakukan perjalanan untuk bergabung dengan teman prianya di Swiss.
Baca Juga: Rusia Menyerang, Ukraina Tutup Wilayah Udara untuk Penerbangan Sipil Kepada
AFP, Olha langsung memutuskan untuk pergi dari negaranya setelah ledakan terdengar di gedung sekitar tempat tinggalnya. Kini ia mengaku merasa lebih aman berada di Polandia meski banyak dari rekannya yang belum berhasil melarikan diri. "Saya datang dari Kyiv. Saya mendengar ledakan di sebelah gedung saya, saya segera berkemas, saya membawa hampir semuanya. Banyak dari mereka dalam bahaya dan tidak bisa pergi secepat itu," kata Olha. Para pekerja Polandia dari semua lapisan, termasuk polisi dan militer, terlihat aktif membantu para pengungsi dengan menyajikan sup gratis. Mereka yang berlindung di stasiun juga diberi makanan yang layak.
Baca Juga: Zelenskiy: Saya Adalah Target Nomor Satu, Saya Akan Tinggal di Ibu Kota Sejumlah pengungsi mengaku belum mengetahui kapan akan bisa kembali ke Ukraina mengingat konflik bisa saja berlangsung hingga bertahun-tahun.
"Saya tidak tahu kapan saya akan kembali ke Ukraina karena saya pikir ini adalah masalah besar bagi Ukraina. Itu bisa memakan waktu berbulan-bulan, mungkin bertahun-tahun," ungkap Konstantin, salah satu pengungsi berusia 25 tahun. Untuk sementara, Konstantin akan berusaha pergi ke Jerman untuk tinggal bersama temannya sambil terus mengamati situasi di Ukraina. Di hari kedua invasi Rusia ke Ukraina, diperkirakan sudah ada sekitar 100.000 orang yang melarikan diri dari negara tersebut. Pemerintah Ukraina juga melaporkan sudah ada lebih dari 130 penduduk yang tewas dalam serangkaian serangan, termasuk di antaranya adalah sipil dan militer. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Jumat berjanji akan tetap berada di Kyiv meski menjadi target utama pasukan Rusia.