KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menanggapi kasus matinya ratusan sapi impor dari Australia saat perjalanan menuju ke Indonesia yang diduga karena wabah. Padahal sapi ini didatangkan dalam rangka pengamanan stok jelang Lebaran 2024. Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama, dan Humas Bapanas Budi Waryanto memastikan stok daging nasional saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan Ramadan hingga Lebaran nanti.
"Kami cek ke pelaku usaha lainya ketersedianya jauh lebih cukup," kata Budi pada awak pers dijumpai di Jakarta Selatan, Rabu (27/4).
Baca Juga: ID Food Pastikan Pasokan Daging Sapi Untuk Lebaran Cukup Budi menegaskan penugasan impor dilakukan bukan hanya sapi bakalan atau hidup melainkan juga ada daging beku. Sementara itu penugasan impor juga dilakukan banyak pihak yaitu BUMN pangan dalam hal ini ID Food dan Perum Bulog. Kemudian ada juga pengadaan yang dilakukan importir swasta. "Ini kita selalu setiap hari melakukan koordinasi terus menerus dan juga pemantauan harganya," kata Budi. Budi menyebutkan, pemenuhan stok daging dalam negeri tidak sepenuhnya dilakukan melalui importasi. Ada juga pengadaan dari dalam negeri dari peternak lokal. "Kalau di Jakarta sebagai indikatornya kita punya kolega PT Darma Jaya kita selalu koordinasi karena mereka menyembelih sapi lokal," ungkap Budi. Sebelumnya, Juru Bicara Dewan Eksportir Tenak Australia mengonfirmasi setidaknya ada 100 ekor sapi mati dalam perjalanan menuju ke Indonesia. Seorang eksportir yang menggunakan kapal Brahman Express menginformasikan kepada pemerintah Australia terkait insiden tersebut.
“Dugaan awal bahwa ini adalah kasus botulisme, dengan hewan yang terkena dampak berasal dari satu peternakan,” kata dewan tersebut seperti dikutip Bloomberg, Selasa (26/3). Penyakit botulisme ini dapat menyerang manusia dan hewan, menyebabkan kelumpuhan otot. Menurut data pelacakan kapal, Brahman Express berangkat dari Darwin menuju Indonesia pada pertengahan Maret. Dewan eksportir mengatakan bahwa hewan-hewan tersebut telah dipulangkan pada Minggu (24/03). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat