KONTAN.CO.ID - JOMBANG. Menyambut Hari Raya Nyepi, ratusan umat Hindu di Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar pawai ogoh-ogoh, Rabu (6/3). Pawai ogoh-ogoh diawali dengan sejumlah ritual antara lain membakar dupa di sekitar pura, serta membasuh jemaat yang hadir dengan air suci. Air suci tersebut diperoleh dari tradisi Melasti. Dalam pawai yang diikuti ratusan umat Hindu, belasan ogoh-ogoh berupa duplikat patung raksasa dijejer rapi di jalan. Selanjutnya, patung-patung raksasa itu diarak dengan cara dipikul dari pura di Desa Wonomerto, menuju ke lapangan Desa Galengdowo. Ketua Parisada Hindu Dharma Kabupaten Jombang, Juwadi mengungkapkan, arak-arakan ogoh-ogoh yang disimbolkan dengan patung raksasa, bermakna menghilangkan sifat buruk dari manusia. Pawai ogoh-ogoh, kata dia, memiliki makna yang dalam bagi umat Hindu.
Ratusan umat Hindu di Jombang gelar pawai ogoh-ogoh
KONTAN.CO.ID - JOMBANG. Menyambut Hari Raya Nyepi, ratusan umat Hindu di Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar pawai ogoh-ogoh, Rabu (6/3). Pawai ogoh-ogoh diawali dengan sejumlah ritual antara lain membakar dupa di sekitar pura, serta membasuh jemaat yang hadir dengan air suci. Air suci tersebut diperoleh dari tradisi Melasti. Dalam pawai yang diikuti ratusan umat Hindu, belasan ogoh-ogoh berupa duplikat patung raksasa dijejer rapi di jalan. Selanjutnya, patung-patung raksasa itu diarak dengan cara dipikul dari pura di Desa Wonomerto, menuju ke lapangan Desa Galengdowo. Ketua Parisada Hindu Dharma Kabupaten Jombang, Juwadi mengungkapkan, arak-arakan ogoh-ogoh yang disimbolkan dengan patung raksasa, bermakna menghilangkan sifat buruk dari manusia. Pawai ogoh-ogoh, kata dia, memiliki makna yang dalam bagi umat Hindu.