Raup Cuan dari Bisnis Nikel, Cermati Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah mulai mengalami keuntungan dari bisnis nikel. Keuntungan ini berasal dari operasional pabrik pengolahan (smelter) nikel yang dimiliki oleh perusahaan asosiasi HRUM.

Smelter pertama yang dimiliki HRUM melalui perusahaan asosiasinya, PT Infei Metal Industry (IMI), berhasil memproduksi 23.932 ton logam nikel pig iron pada tahun 2022. EBITDA yang dihasilkan oleh Infei Metal Industry pada tahun 2022 mencapai US$ 71,3 juta.

Smelter kedua yang dimiliki HRUM melalui perusahaan asosiasinya, PT Westrong Metal Industry (WMI), saat ini masih dalam tahap pembangunan. Pada akhir Desember 2022, progres konstruksi di Westrong Metal Industry telah mencapai 38%, dan smelter tersebut diharapkan dapat memulai produksi komersial secara bertahap mulai kuartal keempat 2023 yang akan mendukung pertumbuhan produksi nikel HRUM di masa depan.


Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.823,8 di Sesi Pertama, Sektor Teknologi Melonjak Paling Tinggi

HRUM juga mencatatkan kontribusi positif sebesar US$ 39,1 juta melalui bagian laba dari entitas asosiasi, yang terutama berasal dari penyertaan modal di IMI dan Nickel Industries Limited (NIC). Khusus di IMI, bagian atas laba bersih meningkat menjadi US$ 28,9 juta untuk tahun 2022, sedangkan di NIC, HRUM mencatat bagian laba sebesar US$ 10,2 juta.

Secara akumulasi, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2022 naik 306,9% menjadi US$ 301,8 juta dari sebelumnya hanya US$ 74,2 juta.

 
HRUM Chart by TradingView

Marjin laba bersih selama periode tersebut juga meningkat secara signifikan menjadi 33,4% pada tahun 2022, dibandingkan dengan 22,1% pada tahun 2021. Sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan kontribusi dari divisi nikel, yang menyumbang sekitar 13,0% dari laba bersih HRUM sepanjang tahun lalu.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham HRUM, BRIS, TLKM, INCO untuk Trading Senin (10/4)

Analis Sucor Sekuritas, Andreas Yordan Tarigan, memperkirakan kontribusi segmen nikel akan semakin besar terhadap kinerja HRUM di masa depan.

Dia memperkirakan segmen nikel akan berkontribusi 21% dari laba bersih HRUM pada tahun 2023, meningkat dari sebelumnya hanya 13% pada tahun 2022.

Proyeksi ini didasarkan pada faktor beroperasinya tambang nikel milik PT Position (POS) dan pabrik smelter baru yang dijalankan oleh Westrong Metal Industry (WMI), yang diharapkan akan dimulai pada paruh kedua 2023.

Pada tahun 2024, HRUM juga akan membangun converter nickel pig iron (NPI) menjadi matte untuk WMI. Dengan asumsi biaya konversi sebesar US$ 700 per ton, konversi ini berpotensi menambah margin sebesar US$ 2.000 sampai US$ 4.300 per ton terhadap harga saat ini.

Andreas mempertahankan rating buy saham HRUM  dengan target harga Rp 2.700. Target harga ini menyiratkan  PE dan EV/EBITDA 2023 masing-masing sebesar 8 kali dan 4,1 kali, menjadikan HRUM sebagai perusahaan nikel dengan valuasi termurah dalam cakupan Sucor Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli