KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM) membukukan laba bersih Rp 24,8 triliun sepanjang 2021 atau meningkat 19% dari tahun 2020. Pencapaian ini diperoleh dari pendapatan konsolidasi perusahaan yang mencapai Rp 143,2 triliun atau naik 4,9% secara
year on year (yoy). Pada segmen
fixed line, IndiHome masih menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan pendapatan Telkom. Total kontribusi IndiHome terhadap pendapatan Telkom naik menjadi 18,4% di akhir 2021 dari 16,3% pada tahun 2020. IndiHome membukukan pendapatan sebesar Rp 26,3 triliun atau meningkat 18,5% yoy. EBITDA margin IndiHome pun kian tebal menjadi 46,7% pada akhir tahun 2021.
Baca Juga: Rekomendasi Saham TLKM yang Labanya Naik 19% sepanjang 2021 Lalu Direktur Utama Telkom Ririek Ardiansyah mengatakan, kinerja positif IndiHome didorong penambahan 585 ribu pelanggan baru sepanjang 2021. Alhasil, total pelanggan IndiHome per Desember 2021 mencapai 8,6 juta atau tumbuh 7,3% yoy. "Demi meningkatkan kualitas dan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, IndiHome secara kontinyu melakukan pengayaan konten melalui kerja sama strategis dengan penyedia konten (
content provider) global, seperti Disney+ Hotstar dan Lionsgate Play," kata Ririek dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/4). Pada segmen
mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan tahun buku 2021 sebesar Rp 87,5 triliun dengan pertumbuhan laba bersih 4,4% yoy. Pendapatan bisnis digital Telkomsel mencapai Rp 68,2 triliun atau tumbuh 9,5% yoy. Pencapaian ini didukung oleh basis pelanggan Telkomsel yang terus meningkat mencapai 176,0 juta pelanggan atau tumbuh 3,8% yoy dengan pengguna mobile data sebanyak 120,5 juta pelanggan (tumbuh 3,9% yoy). Lalu lintas data Telkomsel pun meningkat 43,3% dibanding tahun 2020 menjadi 13.513 petabyte.
Baca Juga: Naik 19%, Laba Bersih Telkom (TLKM) Tembus Rp 24,76 Triliun pada Tahun Lalu Menurut Ririek, pembangunan infrastruktur secara agresif terus dilakukan agar layanan digital Telkomsel berjalan optimal. Total BTS yang dimiliki hingga akhir tahun 2021 mencapai 251.116 unit atau tumbuh 8,6% yoy. Sebanyak 80% di antaranya berbasis 3G/4G/5G, di mana 137.613 BTS berteknologi 4G dan 113 BTS adalah BTS 5G. Selanjutnya, segmen
enterprise mencatat pendapatan Rp 19,1 triliun atau tumbuh 8,0% yoy sepanjang 2021. Layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi masih menjadi kontributor terbesar. Sementara itu, segmen
wholesale dan
international mencatat pendapatan Rp 14,3 triliun atau tumbuh 5,6% yoy yang utamanya berasal dari pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P services. Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp 6,87 triliun atau tumbuh 11,0% yoy dengan EBITDA dan laba bersih meningkat 23,9% dan 129,4%. Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut didukung jumlah kolokasi dan tenant Mitratel yang juga mengalami kenaikan sebesar 18,9% dan 39,3%.
Baca Juga: Saham Telekomunikasi Nyaring Jelang Lebaran Selanjutnya, pendapatan data center tercatat sebesar Rp 1,7 triliun atau meningkat 19,0% yoy. Telkom memiliki 27 data center (22 data center domestik dan 5 data center luar negeri, termasuk data center tier 3 dan 4 di Singapura). Sepanjang 2021, Telkom menggunakan belanja modal sebesar Rp 30,3 triliun atau setara 21,2% dari total pendapatan. Belanja modal tersebut utamanya digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada fixed line maupun
mobile business demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
"Tahun 2022, demi mengakselerasi langkah transformasi perusahaan, Telkom akan mengalokasikan penggunaan laba bersih perusahaan untuk fokus pada pengembangan bisnis digital, yang sejalan dengan strategi
Five Bold Moves yang telah dicanangkan," ungkap Ririek. Asal tahu saja, strategi
Five Bold Moves terdiri dari
unlocking bisnis menara telekomunikasi, percepatan bisnis digital secara terstruktur melalui pembentukan Digital Company (DigiCo),
unlocking bisnis data center, penguatan bisnis B2B IT Services, dan menginisiasi integrasi bisnis
broadband (
fixed mobile convergence atau FMC). Strategi pertama sudah dilakukan melalui aksi korporasi penawaran saham perdana alias
initial public offering (IPO) Mitratel di Bursa Efek Indonesia. Sementara untuk empat strategi lainnya masih gencar diakselerasikan Telkom dan ditargetkan terealisasi hingga akhir 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati