KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance masih mencetak kinerja apik di tengah kondisi ekonomi yang bergejolak dengan tren kenaikan suku bunga dan inflasi. Ini terlihat dari kenaikan laba masih bisa diperoleh perusahaan multifinance hingga kuartal III-2022. Misalnya, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) yang memiliki pangsa pasar 4,4% ini mencatatkan laba senilai Rp 1,3 triliun. Capaian tersebut menunjukkan kenaikan 64,5% dari laba periode sama tahun lalu yang senilai Rp 796 miliar. “Kami membukukan laba bersih di atas pencapaian tahun lalu sepanjang 2021 dalam periode sembilan bulan ini,” ujar Sudjono dalam konferensi pers, Kamis (27/10).
Dengan kondisi pencapaian tersebut, Sudjono bilang bahwa saat ini pihaknya merevisi target dari kenaikan laba perusahaan untuk tahun ini. Dimana, dalam rencana bisnis tahunan sejatinya hanya memproyeksikan pertumbuhan 10% kini berubah jadi 40%.
Baca Juga: Suku Bunga Naik, Multifinance Bakal Mengerem Penerbitan Obligasi? Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola oleh BFI Finance juga mengalami pertumbuhan hingga 36,8% menjadi Rp 18,4 triliun. Portofolio pembiayaannya masih didominasi pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 68,2% atau senilai Rp 12,5 triliun. Ke depan, Sudjono bilang akan menambah produk baru yang bertujuan untuk memperkuat posisi BFI Finance. Hal tersebut sejalan dengan masuknya Boy Thohir dan Jerry Ng yang menjadi pemegang saham tidak langsung dari BFI Finance. “Dengan masuknya Jerry Ng bersama dengan Boy Thohir tentunya akan ada pertambahan ekspetasi dan pertumbuhan bisnis namun tidak akan ada perubahan haluan bisnis,” imbuhnya. Sementara itu, catatan kinerja positif juga dicapai oleh emiten
multifinance yang juga anak usaha dari Bank Panin yaitu PT Clipan Finance Indonesia Tbk (Clipan Finance) dengan kenaikan laba setelah pada semester pertama kemarin sempat turun. Clipan Finance mencatat laba Rp 75,88 miliar, lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 74,56 miliar. Capaian tersebut sesuai prediksi perusahaan yang sempat menyebut pada kuartal ini bakal mencatat laba di kisaran Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, kenaikan laba ini merupakan hasil dari pencadangan cukup besar dan investasi yang dilakukan pada semester pertama. Sehingga, di kuartal III-2022, pencadangan sudah mencukupi dan pertumbuhan bisnis dari awal 2022 mulai menambah aset kelola. “
Run off juga sudah turun jauh. Melihat beban-beban yang sudah dikelola itu, maka laba senilai Rp 144 miliar kami yakin akan terlewati” ujarnya. Di sisi lain, Harjanto juga menyebutkan bahwa kemungkinan besar target pembiayaan baru Clipan Finance yang awalnya Rp 6 triliun akan melewati target menjadi Rp 6,5 triliun. Sebab, sampai Oktober ini, diperkirakan penyalurannya bisa menyentuh Rp 5,7 triliun. Ke depan, ia melihat tahun 2023 akan menjadi tantangan karena kemungkinan ada sedikit perlambatan ekonomi. Meski demikian, pihaknya tetap optimistis dengan menargetkan pembiayaan baru Rp 8 triliun untuk 2023. “Dana tunai dan alat berat akan menjadi alternatif pertumbuhan bisnis, meskipun saat ini paling besar masih didominasi pembiayaan kendaraan baru yang berkontribusi 55%,” ujarnya.
Baca Juga: Pantau Pasar, Sejumlah Multifinance Masih Menahan Bunga Pembiayaan Multifinance yang juga mendulang cuan ialah PT Woori Finance Indonesia Tbk yang juga mencatat kenaikan laba. Dimana, pada periode September 2021 senilai Rp 26,66 miliar menjadi sekitar Rp 52,46 miliar. Adapun, kenaikan laba tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan sekitar 0,59% menjadi Rp 219,3 miliar. Serta didorong juga dengan beban perusahaan yang turun dari Rp 183,4 miliar menjadi Rp 153 miliar. Sebagai informasi, Woori Finance ini dulunya merupakan PT Batavia Prosperindo Finance Indonesia Tbk. Namun, Woori Card Co Ltd. masuk sebagai investor baru dengan transaksi penjualan atas saham yang dijual adalah Rp 1,09 triliun dan kini memegang 82,03% saham Woori Finance
Research & Consulting Infovesta Nicodimus Kristiantoro bilang bahwa memang secara fundamental emiten-emiten ini mencatatkan pertumbuhan yang optimal. Khususnya, BFI Finance yang juga memiliki dukungan anak usaha
fintech dan masuknya ke ekosistem GOTO serta Bank Jago.
Namun, jika dilihat secara rasio valuasi PBV, Nico bilang valuasi paling murah hanya dicatatkan oleh Clipan Finance yakni dengan PBV 0.34. Rasio tersebut masih lebih rendah dibandingkan rata-rata PBV sub sektor
multifinance sebesar 1.79. “Sedangkan PBV BFI Finance di 1.98 dan PBV Woori Finance di 1.82,” ujarnya. Sebagai informasi, sepanjang tahun ini saham Clipan Finance naik paling signifikan yakni 73,60%. Sementara itu, BFI Finance maupun Woori Finance masih tercatat mengalami penurunan masing-masing 7,23% dan 32,81%, berdasarkan data RTI. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari