RBA Pangkas Suku Bunga 100 Basis Poin



SYDNEY. Hari Senin (6/10), US$ 2 triliun mengalir keluar dari bursa saham di seluruh dunia. Dan hari ini, Australia mengagetkan para investor dunia dengan memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin menjadi 6%. Penurunan yang dramatis ini dua kali lipat dari perkiraan analis. Asal tahu saja, terakhir kali Australia menurunkan suku bunga sebesar ini ketika resesi melanda 16 tahun silam.

Reserve Bank of Australia (RBA) beralasan, penurunan suku bunga itu dilatarbelakangi dari perlambatan ekonomi dunia yang semakin parah. Selain itu, RBA juga ingin menekan biaya pinjaman yang semakin melejit. Maklum, saat ini, bank di seluruh dunia sedang berburu likuiditas. Apalagi, suku bunga pinjaman menanjak tajam sejak krisis keuangan melanda dunia.

RBA memang mengakui, inflasi Australia yang 4,4% masih berada di sekitar puncaknya selama 17 tahun terakhir. Namun, Gubernur RBA Glenn Stevens mengatakan, penurunan permintaan domestik lebih buruk dari perkiraan bulan lalu. Artinya, inflasi akan turun lebih cepat.


Stevens juga memberikan sinyal akan ada penurunan bunga lagi pada bulan-bulan mendatang. "RBA lebih peduli akan suku bunga pinjaman daripada suku bunga acuan. Penurunan suku bunga akan terus berlanjut sehingga suku bunga pinjaman bisa mencapai level yang mereka inginkan. Prediksi saya, suku bunga acuan akan menuju 5%, bahkan mungkin saja 4%," ujar Rory Robertson, ahli strategi suku bunga Macquarie.

Pasar berharap bank sentral dunia turunkan suku bunga

Di pasar Negeri Kanguru, investor cukup terkesan dengan penurunan itu. Alhasil, indeks saham S&P/ASX 200 Australia pun naik 1,7% pada penutupan perdagangan hari ini di Sydney. Selain itu, dolar Australia juga mulaiĀ menguat lagi.

Langkah Australia ini menebarkan harapan bahwa bank sentral negara lain akan mengikuti langkah serupa. Para investor berharap, Bank of England juga bakal memangkas bunganya Kamis ini. Demikian pula Federal Reserves yang akan menggelar pertemuannya pada 29 Oktober. "Ada kabar, mungkin saja bank sentral dunia bekerja sama menurunkan suku bunga dan RBA bertindak duluan," kata Simon Bonouvrie, Manajer Portfolio Platypus Asset Management Sydney.

Hasilnya, bursa saham Asia dan Eropa sedikit berbalik dari kehancurannya hari Senin lalu. Indeks MSCI Asia Pacific kecuali Jepang naik 1,4% pada Selasa siang, setelah kemarin mencapai titik terendah sejak Desember 2005. Indeks KOSPI naik 0,5% setelah kemarin ditutup pada level terendahnya sejak Desember 2003.

Selain itu, harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi US$ 863,50 per troy ounce. Pada Senin (6/10), emas meroket 4%, pertanda investor memilih terbang ke tempat yang aman. "Kini orang gugup dan tak yakin harus berbuat apa. Mereka tak berinvestasi," kata Alan Oster, Kepala Ekonom National Australia Bank Ltd.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie