RBA Tahan Suku Bunga Sejalan Melandainya Inflasi di Australia



KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,6% pada hari Selasa menyusul bukti bahwa inflasi turun. Ini adalah pertemuan bulanan pertama di mana dewan Reserve Bank of Australia tidak menaikkan suku bunga sejak 6 April 2022.

Reuters pada Selasa (4/4) melaporkan, inflasi tahunan Australia tampaknya telah mencapai puncaknya di bulan Desember 2022 pada 8,4%, turun menjadi 7,4% di bulan Januari, dan 6,8% di bulan Februari. Bank memanipulasi suku bunga untuk menjaga inflasi dalam kisaran target antara 2% dan 3%.

Gubernur Bank of Australia Philip Lowe mengatakan bahwa dewan gubernur telah menghentikan kenaikan suku bunga untuk mengamati dampak penuh dari kenaikan suku bunga sebesar 3,5 poin persentase sejak Mei 2022.


"Dewan Gubernur menyadari bahwa kebijakan moneter berjalan dengan jeda waktu dan dampak penuh dari kenaikan suku bunga yang substansial ini belum terasa," kata Lowe dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Patroli Kapal Selam Bersenjata Nuklir China yang Intentif Tambah Kerumitan Bagi AS

"Dewan mengambil keputusan untuk mempertahankan suku bunga stabil bulan ini agar memberikan waktu tambahan untuk menilai dampak dari kenaikan suku bunga hingga saat ini dan prospek ekonomi," sambungnya.

Lowe menambahkan, ada semakin banyak bukti bahwa kombinasi suku bunga yang lebih tinggi, tekanan biaya hidup, dan penurunan harga rumah menyebabkan perlambatan substansial dalam pengeluaran rumah tangga.

"Dewan memperkirakan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa inflasi kembali ke target," kata Lowe.

Sementara itu, Menteri Keuangan Australia Katy Gallagher mengatakan bahwa keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah akan menjadi kabar baik bagi banyak rumah tangga dan bisnis di Australia.

"Keputusan hari ini mengikuti tanda-tanda awal bahwa inflasi kemungkinan telah melewati puncaknya dan mulai moderat," kata Gallagher kepada wartawan.

"Namun, kita tahu inflasi akan tetap lebih tinggi dari yang kita inginkan untuk waktu yang lebih lama dan itulah sebabnya mengapa mengatasi inflasi merupakan prioritas utama dalam anggaran, tetap menjadi prioritas utama saat kita menyelesaikan keputusan dalam anggaran yang akan diserahkan pada bulan Mei 2023 ini," tambah Gallagher.

Baca Juga: Resesi Seks Di Jepang Semakin Nyata, Ini Buktinya

Adapun, pemerintah Australia akan merilis anggaran tahunan pada tanggal 9 Mei.

"Pada dasarnya kami mengakui bahwa inflasi adalah tantangan utama dalam perekonomian dan mengembalikannya ke kisaran target adalah prioritas," katanya.

"Jadi keputusan-keputusan yang kami ambil dan keputusan-keputusan yang sedang kami ambil saat ini, kami benar-benar fokus untuk tidak memperburuk masalah inflasi," imbuhnya.

Di sisi lain, juru bicara keuangan partai oposisi Australia Angus Taylor mendesak pemerintah untuk tidak menaikkan pajak karena tekanan biaya hidup masyarakat akibat inflasi dan suku bunga yang tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi