RBB Perbankan, OJK Sebut Kredit Perbankan Tumbuh di Seluruh Sektor pada Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah selesai melakukan kompilasi rencana bisnis bank (RBB) 2023 mendatang. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan proyeksi kredit tahun depan akan tumbuh di seluruh sektor di tengah tekanan kenaikan suku bunga. 

“Dengan mesin utama pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran serta industri pengolahan. Dengan dominasi kredit modal kerja,” ujar Dian secara virtual pada Selasa (20/12).

Selain itu, OJK melihat himpunan dana pihak ketiga (DPK) akan tetap berlanjut di 2023. Adapun produk simpanan yang mengalami pertumbuhan ada pada tabungan dan giro. 


“Secara pengelompokan, Kredit dan DPK diproyeksikan tumbuh di seluruh kelompok KBMI dengan kontribusi terbesar KBMI 4. Pengelolaan risiko masih akan dilakukan secara prudent,” tambah Dian. 

Baca Juga: Perkuat Modal, Bank IBK Indonesia (AGRS) Akan Rights Issue di 2023

Ia memproyeksikan risiko kredit baik non performing loan (NPL) maupun loan at risk (LAR) perbankan akan terus melandai. Ini seiring proyeksi kenaikan permintaan kredit tetap tinggi sejalan dengan ekonomi Indonesia cukup resilient dibandingkan ekonomi global.

OJK mencatatkan kredit perbankan mengalami pertumbuhan 11,95% secara tahunan menjadi Rp 6.333,51 triliun per Oktober 2022. Utamanya, ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh 13,65% secara tahunan. Adapun secara bulanan kredit perbankan secara nominal naik Rp 58,61 triliun.  

Himpunan dana pihak ketiga (DPK) Perbankan berhasil meningkat 9,41% secara tahunan menjadi Rp 7.927 triliun per Oktober 2022. Himpunan DPK ini didorong oleh kenaikan simpanan giro.  

Dalam 10 bulan pertama 2022, likuiditas industri perbankan masih memadai. Hal ini tercermin dari rasio alat likuid per non core deposit atau AL/NCD 130,17% per Oktober 2022.   Sedangkan alat likuid perbankan mencapai Rp 2.335 triliun per Oktober 2022. Meningkat dibandingkan September 2022 di level Rp 2.091 triliun.  

Adapun rasio likuiditas itu masih jauh berada di atas ambang batas yang ditentukan oleh regulator.  Kualitas kredit perbankan membaik, non performing loan (NPL) net turun 0,78% dan NPL gross jadi 2,72% per Oktober 2022. 

Baca Juga: BNI Kembangkan KUR Klaster Kopi Go Global

Di sisi lain, kredit restrukturisasi covid-19 kembali penurunan Rp 55,7 triliun menjadi Rp 514,07 triliun dengan jumlah debitur yang menurun  dari 2,63 juta menjadi 2,55 juta. 

Sedangkan posisi devisa neto (PDN) berada di level 2,01% per Oktober 2022. Jauh di bawah threshold 20%. Sedangkan rasio kecukupan modal minimum atau capital adequacy ratio (CAR) bank naik menjadi 25,13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi