RBC mepet, Allianz Utama butuh suntikan modal



JAKARTA. Untuk menjaga rasio kecukupan modal atawa risk based capital (RBC) di atas ketentuan minimum, yakni 120%, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia membutuhkan suntikan modal. Sebab, RBC perusahaan asuransi patungan yang berbasis di Jerman itu cuma sebesar 143% hingga akhir tahun lalu. Padahal, tahun ini, Allianz Utama merencanakan pertumbuhan sedikitnya 5% di atas pertumbuhan industri asuransi kerugian. Lagi pula, bercermin pada pertumbuhan bisnis tahun lalu, Allianz Utama berhasil membukukan pertumbuhan premi bruto hingga 77%, yaitu dari Rp 644,8 miliar menjadi Rp 1,140 triliun. Wiyono Sutioso, Wakil Direktur Utama Allianz Utama mengatakan, rasio kecukupan modal tahun lalu mencapai 143%. Angka itu turun ketimbang tahun sebelumnya, yakni 179%. Kalau tahun ini bisnis tumbuh sama dengan tahun lalu, tentunya RBC akan tergerus hingga level 122% - 125%. "Jadi, memang perlu ada tambahan modal," ujarnya, pekan lalu. Hitung punya hitung, Allianz Utama membutuhkan setidaknya Rp 150 miliar untuk menjaga rasio permodalannya tetap kuat dan sehat. Kendati demikian, Wiyono mengaku tak khawatir. Karena, induk usahanya sangat mendukung aksi korporasinya di Indonesia, terutama setelah mencetak pertumbuhan menggembirakan di sepanjang tahun kuda kayu. Namun, sembari menunggu aksi korporasi tersebut, ia melanjutkan, pihaknya akan berupaya untuk menekan beban operasional. "Induk usaha kami memiliki komitmen tinggi untuk usahanya di Indonesia. Jadi, rencana tambahan modal pasti sudah dipikirkan, kami tunggu," tutur dia. Kondisi ini mirip seperti tahun 2012 silam. Saat itu, posisi RBC Allianz Utama berada di bawah 120%. Namun, induk usaha menyuntikkan modalnya sebesar 12 juta euro atau sekitar Rp 140 miliar. Sehingga, RBC perusahaan kembali terangkat naik hampir 200%. Berdasarkan situs resmi perusahaan, saat ini, pemegang saham mayoritas Allianz Utama adalah Allianz Asia Pacific Africa GmbH dengan porsi saham sebanyak 97,75%. Sedangkan sisanya dikantongi oleh PT Asuransi Jasindo (Persero) sebesar 2,25%. Tutup buku tahun lalu, Allianz Utama mengantongi premi bersih sebesar Rp 597,5 miliar atau naik 90,2% ketimbang tahun sebelumnya. Adapun, laba bersihnya tembus Rp 29,4 miliar atau tumbuh 419% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp 5,7 miliar. Kinerja kinclong laba tersebut, antara lain ditopang oleh hasil investasi yang positif dan pergeseran portofolio bisnis dari komersial ke ritel, seperti asuransi kecelakaan diri, asuransi perjalanan dan asuransi kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan