KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) sebagai instrumen pendanaan alternatif sejumlah proyek infrastruktur kembali gencar. Teranyar, RDPT Ciptadana Infrastruktur Indonesia besutan PT Cipatadana Asset Management yang menjadikan surat berharga perpetual milik PT PP Tbk (PTPP) sebagai aset dasarnya. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Hoesen, mengkonfirmasi maraknya penerbitan RDPT untuk infrastruktur ini. Ia menyebut, per Desember 2017 total dana kelolaan RDPT telah mencapai Rp 18,3 triliun. "Jumlah ini termasuk RDPT berbasis proyek infrastruktur, di antaranya RDPT Bandara Kertajati senilai Rp 900 miliar, RDPT jalan tol senilai Rp 5,5 triliun, dan RDPT tiga ruas tol Transjawa senilai Rp 1,2 triliun," papar Hoesen, (17/4)
RDPT kian marak dan inovatif, cermati risikonya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) sebagai instrumen pendanaan alternatif sejumlah proyek infrastruktur kembali gencar. Teranyar, RDPT Ciptadana Infrastruktur Indonesia besutan PT Cipatadana Asset Management yang menjadikan surat berharga perpetual milik PT PP Tbk (PTPP) sebagai aset dasarnya. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Hoesen, mengkonfirmasi maraknya penerbitan RDPT untuk infrastruktur ini. Ia menyebut, per Desember 2017 total dana kelolaan RDPT telah mencapai Rp 18,3 triliun. "Jumlah ini termasuk RDPT berbasis proyek infrastruktur, di antaranya RDPT Bandara Kertajati senilai Rp 900 miliar, RDPT jalan tol senilai Rp 5,5 triliun, dan RDPT tiga ruas tol Transjawa senilai Rp 1,2 triliun," papar Hoesen, (17/4)