KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilik Reading FC, Dai Yongge, telah berulang kali mencoba untuk menjual klub sepak bola tersebut, tetapi gagal karena masalah utang yang belum terungkap sebelumnya. Utang tersebut mencapai lebih dari £55 juta kepada bank yang didukung negara China, Haitong International Securities. Dokumen yang dilihat oleh
The Guardian menunjukkan bahwa pinjaman ini berdampak besar pada proses penjualan, termasuk penghentian tawaran pengambilalihan sebesar £30 juta oleh Rob Couhig pada bulan lalu.
Pinjaman dari Haitong dan Dampaknya
Pinjaman dari Haitong International Securities dijadikan agunan terhadap stadion Reading. Jika klub dijual tanpa pelunasan utang, bank tersebut memiliki hak untuk mengambil alih kepemilikan stadion. Masalah ini menjadi penghalang utama bagi setiap upaya penjualan, termasuk pembelian yang sedang dinegosiasikan saat ini.
Baca Juga: Manchester City Dituduh Mencoba Menjalankan Liga Inggris Sendiri Stadion Reading, yang merupakan aset vital bagi klub, saat ini terdaftar di Kepulauan Virgin Britania (BVIs) untuk alasan perpajakan. Haitong mendapatkan surat penghentian yang mencegah transfer stadion ke perusahaan Couhig, Redwood Holdings. Hal ini terjadi setelah Couhig, yang tidak diberitahu tentang utang tersebut hingga tahap akhir proses penjualan, hampir mencapai kesepakatan untuk membeli klub.
Proses Hukum dan Tantangan
Haitong, yang saat ini dalam proses merger dengan Guotai Junan Securities untuk membentuk bank terbesar di China dengan aset sekitar £175 miliar, terus menekan untuk pelunasan utang. Pinjaman sebesar £44 juta yang diberikan pada tahun 2018 kepada Prestige Fortune Asia, perusahaan milik Dai Yongge, seharusnya dilunasi pada Juli 2022. Namun, hingga saat ini, belum ada satu pembayaran pun yang dilakukan, yang menyebabkan jumlah utang meningkat menjadi lebih dari £55 juta termasuk bunga. Pada November tahun lalu, pengadilan Hong Kong mengeluarkan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Yongge, di mana ia berjanji bahwa setiap hasil penjualan Reading FC akan digunakan untuk melunasi sebagian dari utangnya yang saat itu mencapai £45 juta. Namun, dengan penjualan klub yang terus terhambat, Haitong memperkuat tuntutan mereka melalui jalur hukum.
Potensi Dampak Politik
Masalah ini juga berpotensi menimbulkan implikasi politik yang lebih luas, terutama mengingat pengawasan ketat terhadap tata kelola sepak bola di Inggris. Dengan rancangan undang-undang
Football Governance yang akan memperkenalkan regulator independen untuk sepak bola Inggris tahun ini, adanya kemungkinan stadion milik klub EFL jatuh ke tangan bank pemerintah China menambah kompleksitas dalam debat seputar kontrol kepemilikan asing dalam sepak bola Inggris.
Baca Juga: Legenda Sepak Bola David Beckham Terus Memperluas Kerajaan Bisnisnya Sumber yang dekat dengan proses penjualan mengatakan bahwa Dai Yongge saat ini tidak bisa menjual klub karena masalah utang ini. "Bukan Dai tidak mau menjual, tapi dia tidak bisa," kata sumber tersebut. "Dia menggunakan stadion sebagai jaminan untuk pinjaman £50 juta, dan bank ingin uang mereka kembali. Tidak ada yang akan membeli Reading tanpa stadion," tambahnya. EFL (English Football League), Reading FC, dan Haitong International Securities menolak berkomentar mengenai masalah ini, menunjukkan sensitivitas dari situasi tersebut.
Editor: Handoyo .